KEKERASAN di Kota Makassar sangat banyak terjadi, mulai dari perampokan, penculikan, hingga pembegalan. Namun yang paling sering terjadi adalah pembegalan, masyarakat begitu resah akan hal tersebut.
Seperti halnya kasus pembegalan yang terjadi di tahun 2018 dimana seorang pemuda yang dipotong tangannya oleh si begal demi merampas handphone yang berada ditangan korban, dan pembegalan ini terbilang sangatlah sadis.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menyebutkan di tahun 2018 menjadi tahun pembegalan yang begitu sadis
“Sebenarnya tidak meningkat, Cuma ini lebih sadis. Potong tangan itu luar biasa,” kata beliau saat ditemui di sebuah tempat makan di Jalan Serigala, Makassar, Senin (3/12/2018) lalu.
Hal itu memang terbilang sangatlah sadis, tidak seharusnya memotong tangan jika ingin merampas sesuatu.
Maraknya aksi kejahatan jalanan teresebut, tentu menjadi preseden buruk bagi terciptanya keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat Kota Makassar.
Kondisi ini semakin diperparah dengan buruknya penerangan di jalan sekitaran Kota Makassar. Keresahan akan selalu menghantui masyarakat jika ingin bepergian terutama pada malam hari dengan menggunakan kendaraan.
Aksi kejam dan brutal para penjahat jalanan jangan didiamkan saja dan menjadi tontonan. Tanggung jawab akan hal tersebut bukan hanya untuk kepolisian saja tetapi menjadi tanggung jawab bersama sesama warga masyarakat Kota Makassar.
Tindakan yang dilakukan kepolisian tegas hingga tembak ditempat terhadap pelaku kejatan, namun upaya tersebut masih lah sangat tidak mampan untuk menghentikan aksi kejahatan para komplotan begal jalanan.
Disisi petugas kepolosian, upaya preventif harus rutin dilakukan dan jangan sampai terhenti. Upaya tersebut untuk mengantisipasi terjadinya perampokan, pembegalan dan kekerasan lainnya yang dilakukan para pelaku kejahatan.
Mengintensifkan patroli dan razia-razia terutama pada malam hari, sangat berarti untuk mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan. Patroli gabungan pun bisa dilakukan di setiap wilayah yang terbilang cukup rawan untuk aksi pelaku kejahatan.
Patroli gabungan ini juga bisa menjadi solusi yang baik untuk mengatasi kekurangan personel kepolisian di setiap wilayah.
Pemerintah Kotas Makassar sebaiknya juga melakukan langkah-langkah tegas dan terobosan baru, guna untuk menjawab keresahan warganya.
Selain itu tidak hanya hanya tutup mata dengan kawasan jalan sepi tanpa penerangan. Sebab masih banyak infrastruktur jalan yang rusak dan tidak ada penerang lampu (Lampu jalan tidak menyala).
Akibatnya daerah sepi tanpa penerang menjadi salah satu lokasi tindak kejahatan jalanan. Artinya Pemkot Makassar harus proaktif mendukung tugas-tugas kepolisian, dengan memberikan penerangan pada jalan-jalan yang masih kurang penerang.
Juga memperbaiki lampu jalan yang mati, dan jika perlu memasang CCTV, karena upaya tersebut akan sangat membantu pihak kepolisian dalam mengantisipasi para kejahatan jalanan.
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah kepedulian dan peran sertas masyarakat menghentikan aksi begal dan kekerasan.
Kepedulian itu bisa diwujudkan dengan mewaspadai dan menghindari lokasi-lokasi yang rawan akan suatu tindak kejahatan. Antisipasi itu dapat berupa jangan bepergian terlalu malam atau dini hari.
Warga sebaiknya tidak melewati jalan sepi tanpa penerang lampu jalan. Jika melintas dikawasan tertentu dan ada hal yang mencurigakan sebaiknya menghindar, dan atau jika ketika mengendarai kendaraan dan ada yang mengikuti sebaiknya segera berhenti di tempat keramaian. (*)
*Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia