Logo Lintasterkini

Wagub Jabar Prihatin, Banyak Anak Kecanduan Gadged

Herwin Bahar
Herwin Bahar

Rabu, 17 Maret 2021 14:53

Penggunaan ponsel berlebihan bisa berdampak negatif
Penggunaan ponsel berlebihan bisa berdampak negatif

BANDUNG – Dampak negatif ponsel dirasakan sejumlah anak di Jawa Barat. Berdasarkan catatan RSJ Cisarua, pada bulan Januari hingga Februari 2021 ada 14 anak alami kecanduan gawai yang menjalani rawat jalan. Sementara pada tahun 2020 rentang bulan Januari sampai Desember total ada 98 anak yang menjalani rawat jalan gegara kecanduan gawai

Hal ini membuat Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum ikut prihatin. Pasalnya, kebanyakan anak-anak itu berusia 11 sampai 15 tahun dan mengalami adiksi gawai hingga terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua.

Uu bahkan menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan beberapa anak yang sedang itu pada Selasa (16/3/2021).

“Ternyata dampak dari ponsel (gawai) ini sangat luar biasa sampai banyak anak-anak yang ketergantungan atau bahasa medisnya adiksi,” ungkap Uu kepada wartawan seperti dikutip dari detikcom.

Disebutkan, beberapa hal yang menjadi penyebab adiksi gawai pada anak-anak yakni banyak mengurung diri dan tidak berinteraksi dengan teman-temannya.

“Penyebabnya bisa di awalnya punya gangguan stress, banyak mengurung diri tidak punya teman, kemudian dia hanya punya ponsel karena tak ada kegiatan maka terjadilah adiksi. Tetapi mereka hanya berobat jalan dengan pemeriksaan dan lainnya di RSJ ini,” katanya.

Secara khusus dirinya meminta agar orang tua untuk mampu mengawasi anak-anaknya. Misalnya tidak membiarkan anak mengurung diri di rumah, lalu anak diberikan motivasi yang bersifat ukhrowi.

“Anak jangan dibiarkan mengurung diri sendirian di kamar. Usahakan mereka bisa bergaul dengan teman tapi temannya harus pilih dan pilah. Jangan asal bergaul akhirnya dampak lingkungan berakibat juga hal yang negatif,” terangnya.

“Disamping anak diberikan pendidikan yang bersifat duniawi dengan bersekolah tapi pendidikan ukhrowi pun penting, misalnya dengan memanggil ustaz bagi seorang muslim atau memanggil pemuka agama bagi non muslim. Itu penting untuk menjaga kepribadian dia biar seimbang,” kata Uu menambahkan.

Uu berharap jumlah anak-anak di Jawa Barat yang menjadi pasien kecanduan gawai bisa terus ditekan dengan peran aktif orangtua.

“Orangtua jangan juga membiarkan anak bebas main ponsel dengan alasan mereka sibuk dan pusing tidak mau anak rewel akhirnya dikasih akses main game dan internetan seenaknya kalau lebih dari 6 jam per hari ini berbahaya. Kami berharap bisa menindaklanjuti kejadian ini lewat kebijakan-kebijakan di Pemprov Jabar,” tandasnya. (*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...