LUWU UTARA – Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat dari Dapil Sulsel 3, Irjen Pol (P) Drs Frederik Kalalembang, menggagas panen raya perdana di Luwu Utara yang akan digelar pada Jumat, 28 Maret 2025. Acara ini menjadi langkah awal dalam penerapan teknologi pertanian berbasis bibit unggul JFK dan pupuk probiotik untuk meningkatkan hasil panen.
Pada tahap pertama, panen akan dilakukan di lahan seluas total 500 hektare yang tersebar di Luwu, Luwu Timur, Toraja, dan Palopo. Panen ini sekaligus menjadi uji coba untuk melihat efektivitas inovasi pertanian dalam meningkatkan produksi padi.
Menurut Frederik Kalalembang, keberhasilan panen tidak hanya bergantung pada bibit unggul, tetapi juga kesinambungan sistem pertanian, termasuk penggunaan pupuk yang tepat serta pengendalian hama yang optimal. “Sebelumnya, hasil panen di wilayah ini berkisar 4-5 ton per hektare, tetapi uji coba di Walenrang, Kabupaten Luwu, sudah mencapai 11 ton per hektare. Kami berharap panen raya ini bisa menghasilkan lebih dari 10 ton per hektare,” ujarnya, Senin (17/3/2025).
Panen raya ini juga akan dihadiri oleh Ketua Dewan Pengawas Bulog, Komjen Pol (P) Verdianto Bitticaca, serta Bupati Luwu Utara dan Bupati Luwu. Para petani berharap dukungan dari pemerintah terus berlanjut, terutama dalam mengatasi kendala seperti sistem pengairan, karena tidak semua lahan memiliki irigasi yang memadai dan masih banyak yang mengandalkan tadah hujan.
Lebih lanjut, Frederik menyoroti potensi besar sektor pertanian di Dapil Sulsel 3, yang memiliki sekitar 200.000 hektare sawah. Jika produktivitas lahan dapat ditingkatkan 50 persen, maka hasil panen bisa bertambah 100.000 hektare, sehingga total produksi mencapai 300.000 hektare.

Hasil padi dengan menggunakan bibit JFK dan pupuk probiotik.
“Dengan peningkatan kualitas panen, kita tidak perlu mencetak sawah baru karena mungkin sudah tidak ada lagi lahan yang tersedia. Fokus kita adalah memaksimalkan hasil dari lahan yang sudah ada, sehingga petani bisa lebih sejahtera tanpa harus membuka lahan baru yang bisa berdampak pada lingkungan,” jelasnya.
Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian) yang merupakan bantuan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian
Frederik juga menyoroti pentingnya pengelolaan hasil panen agar petani tidak dirugikan oleh fluktuasi harga. “Kami berharap tidak ada permainan harga yang merugikan petani. Pemerintah harus memastikan manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan berjalan sesuai harapan Presiden agar petani mendapatkan keuntungan yang layak,” tegasnya.
Dengan penerapan teknologi pertanian modern, disiplin dalam manajemen usaha tani, dan dukungan penuh dari pemerintah, panen raya ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi peningkatan kesejahteraan petani di Luwu Raya dan sekitarnya. (*)