PAREPARE — Karena kerap menjadi pemicu terjadinya Kecelakaan Lalulintas (Lakalantas), fungsi Jembatan timbang di perbatasan Kota Parepare dan Kabupaten Barru, tepatnya di Kelurahan Lumpue Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare dipertanyakan sejumlah kalangan.
Pasalnya, di depan Jembatan Timbang tersebut, mobil-mobil truk besar kadang seenaknya parkir atau berhenti saat menyetor uang retibusi ke petugas jaga jembatan timbang.
Itu dilakukan jika pengendaranya enggan mengikuti aturan untuk masuk ke jembatan timbang mengukur bobot barang bawaaannya.
Akibatnya, selain menyebabkan kemacetan, ulah nakal para sopir truk itu yang didukung oleh oknum petugas jaga jembatan timbang itu sendiri, akhirnya kerap menjadi pemicu menimbulkan kecelakaan dan tak ayal merenggut nyawa.
Terakhir, Akbar, warga Palangga Kabupaten Gowa menjadi korbannya dengan menabrak truk pengangkut semen yang mampir menyetor.
“Ini kecelakaan yang kedua kalinya selama seminggu. Bahkan, kemarin korbannya yang menabrak truk langsung tewas di tempat,” ungkap seorang warga setempat, Kamis (16/6/2016), yang enggan menyebutkan namanya.
Dia juga mengaku cukup terganggu dengan aktifitas para sopir truk yang parkir di badan jalan. Selain merusak pondasi bahu jalan, parkiran truk itu kadang menutup akses masuk ke dalam rumahnya.
Yang cukup mengherankan lanjutnya, mengapa mobil-mobil truk itu enggan masuk ke dalam jembatan timbang yang sejatinya berfungsi untuk mengukur berat beban kendaraan dan muatannya..
“Ini pondasi depan rumah sudah retak-retak karena beban kendaraan yang berat. Kita juga selalu terhalang karena mobil menutupi pintu masuk rumah. Fungsi jembatan timbang sebenarnya apa, asal nyetor uang dan langsung aman,” ucapnya dengan ketus.
Sementara Amri, salah seorang sopir Truk dalam keterangannya mengaku, dirinya memang tidak pernah memasukkan mobilnya ke dalam jembatan timbang.
“Cukup dengan parkir di pinggir jalan, lalu kita diarahkan menyetor ke petugas jaga saja dan mobil tak pelu masuk jembatan timbang lagi,” tutur Amri.
Amri mengaku prihatin dengan cara seperti ini. Pasalnya, jika dalam keaadan terparkir lalu mobilnya tertabrak, maka ia harus berurusan lagi dengan pihak yang berwajib.
“Misalnya, mobil kita parkir terus ditabrak, pasti urusannya jadi panjang dan mengganggu pekerjaan. Kalau menang tidak mau difungsikan dengan baik, tutup saja jembatan timbangnya dan kami juga bisa lebih ringan ongkos perjalanan,” kesalnya.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, salah seorang petugas jaga yang meminta namanya dirahasiakan mengaku, kebijakan agar mobil tak perlu masuk lagu di jembatan timbang menjadi kewenangan kantor di Makassar.
“Silahkan konfirmasi ke Makassar saja, mereka yang berhak menjawab,” katanya dengan singkat. (*)