MAKASSAR – Bayi yang lahir dengan satu badan dua kepala di RS Wahidin Sudirohusodo akhirnya meninggal dunia, Sabtu (17/9/2016) sekira pukul 10.40 Wita. Bayi yang diberi nama Nurjannah itu, rencananya akan dimakamkan di Kabupaten Bulukumba tepatnya di Desa Topanda Kecamatan Rilai Ale.
Orang tua sang bayi yakni Heri dan Fitriani mengaku ikhlas dengan kepergian sang anak. Meski berat, Heri mengaku hal itu mungkin terbaik buat sang bayi.
“Memang semenjak anak saya lahir pada Rabu (14/9/2016), kondisinya makin hari makin menurun dan ia menjalani perawatan dibantu pernafasan oksigen. Anak saya meninggal akibat mengalami gagal jantung,”ujar Heri sambil mengeluarkan air matanya mengangkat jasad anaknya ke mobil Ambulance.
Heri mengaku berterima kasih kepada semua pihak termasuk awak media yang selama ini membantunya mempublikasikan kondisi bayinya yang lahir tidak normal. “Saya berterima kasih kepada teman-teman wartawan karena selama ini sudah membantu doa dan mempublikasikan kondisi anak saya,” ujarnya.
Heri mengaku akan memakamkan jenazah sang bayi di Kabupaten Bulukumba tepatnya di Desa Topanda Kecamatan Rilai Ale.
Sebelumnya, Nurjannah lahir dengan operasi cesar dengan berat 3.470 gram dan panjang 42 sentimeter. Orang tuanya terkejut setelah mengetahui sang bayi lahir dalam kondisi tidak normal. Nurjannah memiliki kepala dua, satu badan,dua kaki dan tiga tangan.
“Saya juga tak menyangka jika bayi saya ini,lahir tak normal, padahal saat ibunya mengandung mulai dari bulan pertama hingga bulan ke lima tak merasakan kelainan dalam kandungannya,” ucapnya.
Hanya saja, kata dia, memang ibunya jarang mengonsumsi makanan yang bergizi karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan. “Tapi istri saya kerap melakukan
pemeriksaan di Puskemas Tamalatea. Pada usia kandungan tujuh bulan, ibunya lagi melakukan pemeriksaan USG. Tim medis menyampaikan ada kelainan pada kandungan istri saya,”ujar Heri.
Mengetahui adanya kelainan, pihak keluarga sepakat untuk dilakukan pemeriksaan ulang. Namun kelainan itu tak diketahui sebab bayi dalam kandungan istrinya belum lahir.
“Jadi saat memasuki bulan ke delapan saya pun membawa istri saya ke Rumah Sakit Ibnu Sina, namun karena akan dilakukan operasi caesar, hingga istri saya dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin,” katanya. (*)