MAKASSAR – Kurikulum dalam dunia pendidikan seyogyanya menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Pada era milenial saat ini, soft skill sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.
Kaitannya dengan itu, proses pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah hendaknya mendorong lahirnya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memiliki soft skill. Hal itu dipaparkan Wakil Kepala SMA Islam Athirah Bukit Baruga Bidang Kurikulum, Dr Bakry,
M.Si.
Dia mengemukakan, kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja adalah soft skill. Kemampuan berkomunikasi (communication
skill) berada pada tingkatan teratas, karena itu, prosespembelajaran dan aktivitas di sekolah seharusnya mendorong siswa memiliki kemampuan berkomunikasi.
Baca Juga :
Menurut Bakry, menanamkan soft skill dimulai dari ruang-ruang kelas. Kemampuan berkomunikasi, ujar Bakry, terkait bagaimana
cara siswa menyampaikan pendapat atau gagasannya.
“Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya atau mempresentasikan hasil pekerjaannya. Hal itu
mendorong anak memiliki kemampuan berkomunikasi,” ujar Bakry usai upacara bendera di SMA Islam Athirah Bukit Baruga, Jalan
Raya Baruga, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/9/2018).
Dia melanjutkan, jenis soft skill yang kedua, yakni kejujuran. Diharapkan, anak-anak menyampaikan apa yang ia lakukan. Sesuai
antara perkataan dan perbuatan.
“Misalnya dalam menulis artikel atau karya tulis ilmiah, siswa diarahkan untuk tidak melakukan plagiat dan menuliskan
narasumbernya,” kata Bakry.
Ketiga, kemampuan interpersonal (interpersonal skill). Menurut Bakry lagi, anak-anak mampu memahami orang lain. Nilai ini
bisa didorong dalam aktivitas belajar.
Tetapi, lebih efektif dilakukan dalam kegiatan organisasi. Salah satu nilai yang didorong adalah kepemimpinan, yaitu kemampuan mengajak orang lain bekerja sama.
Di abad 21 saat ini, kata dia, ada empat kemampuan yang perlu dimiliki untuk menghadapi dunia kerja. Kemampuan ini disebut 4
C.
“Skill yang dibutuhkan yaitu communication (komunikasi), collaboration (kerjasama), creativity (kreativitas), dan critical
thinking (berpikir kritis). Inilah skill yang dibutuhkan untuk menunjang karir di masa mendatang. Empat C itu kini
terinternalisasi dalam kurikulum 2013,” sebut Bakry.
Guru mengarahkan siswa berkolaborasi. Siswa mengerjakan tugas sesuai peran yang diberikan. Kolaborasi lebih tinggi dari
kemampuan bekerjasama.
“Siswa yang paham bisa memberi tahu kepada temannya yang belum paham. Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan dalam bentuk kerjasama tim. Bukan bersama-sama kerja, tetapi bekerjasama,” katanya. (*)
Komentar