Logo Lintasterkini

Dampak Perubahan Teknologi, Warga Kota Dominan Pilih Ojek Online

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Jumat, 17 November 2017 04:08

Nur Hikmah (Mahasiswi Komunikasi UMI Makassar).
Nur Hikmah (Mahasiswi Komunikasi UMI Makassar).

MAKASSAR – Ojek merupakan salah satu sarana transportasi konvesional yang dengan mudah ditemukan di Kota Metropolitan Makassar. Kehadiran ojek ini turut membantu masyarakat yang hendak bepergian di suatu tempat dengan mudah dan cepat, meskipun di tengah-tengah kemacetan arus lalul intas yang cukup parah di Makassar.

Walau demikian tak jarang juga terjadi keluhan dari pengguna transportasi ojek ini, yang sering kali terjadi kesalahpahaman terkait tarif yang tidak jelas dan kadang tidak bisa diterima dengan akal. Akibatnya, penumpang dan pengojek seringkali salah paham soal tarif yang memberatkan itu.

Perubahan teknologi dalam transportasi kemudian membawa dampak luar biasa pada sarana angkutan umum sejenis ojek dengan berlakunya ojek menggunakan system online yang popluer disebut Go-jek atau Grab bike dan sejenisnya. Kehadiran sarana angkutan berbasis online ini serta-merta membawa lompatan percepatan dalam penggunaan angkutan ojek di Makassar.

Dari segi tarif terjangkau dan penuh dengan kepastian. Sebelum diantar ke tujuan sudah jelas berapa tarif yang harus dibayar. Dua tahun belakangan ini Go-jek dan Grab bike cukup dikenal oleh masyarakat, terkhusus warga Kota Makassar.

Kehadiran ojek modern yang bisa diakses mudah lewat aplikasi ponsel ini membuat masalah baru. Ojek konvensional yang biasanya berkumpul menunggu calon penumpang di pangkalan-[angkalan memprotes keberadaan ojek sistem online tersebut.

Mereka menganggap ojek “baru gede” itu menjadi kompetitor mereka menjaring penumpang diam-diam, atau bahkan dituduh mencuri penumpang. Walau tidak semua masyarakat mudah mengakses Go-jek, tetapi kehadirannya mengakibatkan tetap dituding menjadi salah satu penyebab utama sehingga ojek konvensional semakin tersingkir dan ditinggalkan penumpang.

Pilihan konsumen ke Go-jek online karena memiliki kecepatan, tepat waktu dan kepastian harga. Di era digital masyarakat lebih memilih Go-jek online sebab sudah bisa mengetahui kisaran harga ketika ingin bepergian ke suatu tempat yang dituju.

Sisi lain Go-jek online juga memberikan pelayanan yang baik terhadap setiap penumpang. Selain itu Go-jek selalu memberikan potongan harga terhadap penumpang.

Persoalannya, kehadiran Go-jek online mengakibatkan ojek konvensional merasa mata pencariannya berkurang akibat bermunculannya Go-jek online. Pengaruh lainnya sering terjadi perselisihan antara pengendara ojek dan driver Go-jek.

Penolakan dan penentangan kehadiran Go-jek di Makassar sudah sering terjadi. Beberapa waktu lalu, terjadi aksi demonstrasi besar-besaran para pengendara ojek konvensional menolak kehadiran Go-jek dan sejenisnya. Bahkan tak jarang terjadi aksi sweeping jalanan terhadap ojek online ini yang kadang mengarah pada tindakan-tindakan anarkis.

Melarang dan menghapus operasional Go-jek di Makassar, bahkan juga di daerah lainnya di Indonesia ini merupakan persoalan yang sulit dilakukan. Pasalnya, Go-jek atau Grab-bike ini merupakan pekerjaan baru guna mendapatkan rejeki dalam mempertahankan kehidupan.

Kedua profesi tersebut, baik ojek konvensional dan Go-jek sama-sama mencari hidup dengan alat yang sama, namun dengan aplikasi sistem yang berbeda. Satunya masih menggunakan cara-cara tradisional, sedang lainnya sudah memanfaatkan teknologi IT.

Ojek dengan pola konvensional, klasik dan monoton, sementara Go-jek sangat tinggi mobilitas dengan tarif relatif mudah dan sangat cepat, karena menggunakan sistem aplikasi. Realitas sosial kekinian, faktor inovasi dan perubahan menjadi hal yang sangat menentukan dalam konflik antara ojek konvensional dan Go-jek.

Sepanjang ojek konvensional tidak mampu berubah dan meneriman inovasi, maka perlahan tentu akan dilibas oleh perubahan itu. Digitalisasi proses kehidupan, memaksa ojek harus melakukan adaptasi dan penyesuaian alat transportasi yang digunakan mencari penghidupan. Aplikasi digital sudah menjadi keharusan.

Kecepatan informasi di masa kini, beriringan pula dengan proses percepatan perubahan sosial dan kehidupan. Pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang semuanya serba digital, sehingga boleh dikata pemenuhan kebutuhan itu dilakukan serba digital termasuk sarana ojek dengan sistem aplikasi seperti Go-jek, Grab bike dan semacamnya. (*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...