JAKARTA – Kondisi perekonomian global masih cenderung volatil dengan proyeksi kondisi Amerika Serikat yang membaik bersama Jepang di Asia, khususnya di pasar modalnya. Hal ini mendorong mata uang kedua negara terus menguat terhadap mata uang lain.
Imbas negatif pun terjadi atas mata uang rupiah. Kian dekatnya pertemuan The Federal Reserve pada tengah pekan ini pun dalam jangka pendek semakin menekan rupiah di tengah peluang jenuhnya penjualan.
Menurut riset Trust Securities, pelaku pasar kian mencari mata uang yang dinilai sebagai save heaven, di antaranya dollar AS dan yen. Dalam kondisi seperti ini, mata uang yang dinilai berisiko tinggi seperti rupiah kian ditinggalkan.
Penanganan pemerintah atas defisit neraca perdagangan menjadi tolok ukur yang terus diperhatikan pelaku pasar global. Laju rupiah sesuai dengan target support Rp 12.105 per dollar AS. Hari ini diproyeksikan rupiah berada di rentang level Rp 12.123-12.089 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.