MAKASSAR – Aksi arogansi oknum TNI AL yang diduga mengeroyok Wakil Ketua PWI Sulsel, Salim Mamma berbuntut panjang. Pasalnya, akibat pengeroyokan yang diduga dilakukan 20 oknum Pomal mengakibatkan adik mantan Wakapolda Sulsel, Syahrul Mamma ini terpaksa dirawat di Rumah Sakit Akademis Makassar, Selasa (18/4/2017).
Menurut pengakuan korban, Salim Mamma, peristiwa pengeroyokan ini terjadi di Jalan Satando, Selasa (18/4/2017), sekira pukul 13.30 Wita. Kala itu dirinya diminta untuk memindahkan kendaraannya oleh beberapa anggota Pomal.
“Sewaktu di warkop saya diminta memindahkan kendaraan. Begitu saya keluar dari warkop, ternyata ada oknum Pomal yang sudah mengempeskan ban mobil saya, lalu saya tegur lalu mempertanyakannya. Tapi bukannya meminta maaf, oknum itu malah marah-marah,” beber Salim.
Melihat kondisi agak kurang kondusif, Salim Mamma memperkenalkan dirinya dari keluarga besar TNI/Polri. Bahkan ia menyebut dirinya Wakil Ketua PWI Sulsel. Namun, oknum anggota Pomal yang mengelilinginya sekitar 20 orang bukannya mengindahkan penyampaiannya, justru mereka tak menggubrisnya.
“Saya kemudian dikepung. Saat itu saya tak bisa berbuat apa-apa. Meski banyak anggota polisi di lokasi itu, namun saya pun dianiaya,” akunya.
Salim mengungkapkan cara oknum Pomal yang melakukan penganiayaan itu hingga ia jatuh pingsan. Oknum TNI AL itu menarik bajunya seperti binatang, yang dinilainya sangat tak manusiawi.
”Sangat tidak manusiawilah perilaku oknum Pomal itu. Ia menarik baju saya seperti binatang. Kasus ini akan saya laporkan sampai ke pusat,” janjinya.
Beruntung saat dianiaya, aparat kepolisian bersama warga mengevakuasinya. Ia akhirnya dibawa ke RS Akademis untuk mendapat perawatan medis.
“Alahamdulillah, beruntung warga dan polisi yang mengevakuasi, lalu membawa saya ke RS Akademis, jika seandai bukan warga dan aparat kepolisian, saya bisa saja mati di tempat,” kisah Salim Mamma.
[NEXT]
Terpisah, pasca insiden itu, Komandan Lantamal Laksamana Pertama Yusuf dalam keterangan persnya di Markas Lantamal Jalan Cakalang Makassar mengungkapkan, peristiwa penertiban yang dilakukan pihaknya sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian. Pihaknya kata dia, berusaha melakukan penertiban kendaraan di ruas jalan itu, karena mengganggu masyarakat umum pengguna jalan.
“Memang tadi ada kejadian. Tapi kejadian itu tidak ada fakta-fakta, siapa yang memukul dan siapa yang dipukul, tidak benar itu jika beliau (Salim Mamma) mengaku dipukul oleh anggota,” bantah Danlantamal, laksamana Pertama Yusuf.
Laksamana Pertama Yusuf mengakui, jika penertiban yang dilakukan karena kendaraan seenaknya parkir di depan warung-warung kopi. Namun saat dilakukan upaya penertiban, beliau (Salim Mamma) mengaku-ngaku sebagai anak jenderal, dan menyebut jati dirinya sebagai wartawan.
“Beliau begitu menyombongkan dirinya. Mengaku anak jenderal, menyebut sebagai wartawan. Saat itulah kami hendak membawanya ke pos untuk membicarakan secara persuasif, namun saat itu ia menolak, dan malah pura-pura pingsan,” jelasnya.
Mengenai penertiban yang dilakukannya kata Yusuf, pihaknya melakukan penertiban kendaraan yang memarkir. Dipinggiran jalan karena memicu kemacetan yang menganggu pula aktivitas personel yang lalu lalang di Jalan tersebut.
“Kalau memang seorang anak jenderal, kapten atau seorang wartawan, seharusnya beliau tidak bisa berbicara terlalau sombong seperti itu di hadapan anggota Pomal. Namun harus manampakkan perilaku tutur kata yang baik dan bisa diterima dengan baik,” tukasnya. (*)