JAKARTA –  Marissa Nasution tampak duduk santai menunggu, saat ditemui di sela-sela persiapan photoshoot bersama MALE Magazine beberapa waktu lalu. Dengan ramah, host program infotainment Insert itu menerima kedatangan kami untuk wawancara. Sembari wajahnya dipulas make up tipis-tipis, wanita blasteran Jerman – Indonesia itu menceritakan pengalaman kariernya di industri hiburan.
Menjadi presenter ternama dan dikenal sebagai public figure sebenarnya bukanlah hal yang sedari dulu ia cita-citakan. Marissa mengaku dirinya tak pernah neko-neko apalagi bila itu menyangkut impian di masa depan. Wanita yang kini berusia 26 tahun itu melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang sederhana.
Hanya ada dua hal vital yang selama ini sering diperdebatkan banyak orang. Yakni soal uang dan hukum. Maka, ia pun mengambil sekolah di bidang Finance and Law, dan di masa itu dirinya berharap bisa bekerja kantoran sesuai dengan ilmu yang ia peroleh tersebut.
Namun, bukannya lantas melakoni apa yang ia prediksi sebelumnya, Marissa justru berubah pikiran. Dari rumah orangtuanya di Jerman, di usia 19 tahun ia memberanikan diri melanglang buana, dan datang ke Indonesia.
“Bagi saya itu adalah hal yang paling ekstrem yang pernah saya lakukan seumur hidup saya. Nekat ke Indonesia, karena saya merasa tertantang,” tuturnya.
Jalan karier pun ia mulai melalui modelling. Diakui Marissa, masa-masa ia merintis karier adalah fase tersulitnya selama berada di sini. Wajah indonya tak membuat jalannya mulus masuk ke industri tersebut. Diungkapkan, getir banyak ia rasakan ketika menjalani profesi sebagai freelance model. Ditolak berpuluh kali pada awalnya, ia pun pernah merasakan hidup pas-pasan ketika baru tinggal di Jakarta.
Namun, itu dulu. Saat ini dirinya mengaku menikmati buah dari perjuangannya. Tak ada yang disesali. Wanita bermata cokelat itu justru mengaku betah tinggal di Indonesia. Terlebih, ia merasa pekerjaannya sebagai model sekaligus presenter dinilainya menyenangkan.
“Sempat ngerasain ditolak sana-sini, hemat banget kalau mau ngeluarin uang. Tapi, itu dulu. Pengalaman masa lalu memang sulit tapi buat aku berharga. And here I am now,” tukasnya sambil tersenyum. (doc/hkm)
Komentar