BANDUNG — Uji klinis vaksin sinovac terhadap ribuan relawan di Bandung telah memasuki fase (tahap) terakhir. Namun yang kini mencuat ke permukaan, terdapat 25 orang relawan yang sudah disuntik vaksin sinovac, terpapar Covid-19.
Sebanyak 25 relawan itu dinyatakan positip virus corona. Padahal, mereka sudah disuntik vaksin ke tubuh para relawan tersebut.
Hal ini menimbulkan keragu-raguan efektivitas vaksin yanh didatangkan dari China tersebut. Pasalnya, terddapat 25 relawan yang terpapar pandemi, semestinya tubuh mereka sudah memiliki anribody (kelebalan) terhadap pandemi Covid-19.
Salah satu relawan vaksin Covid-19, yang tidak lain adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menanggapi kabar 25 relawan uji klinis vaksin Covid-19 yang dinyatakan positip virus corona itu
Menurut Emil, sebutan akrab Ridwan Kamil, kasus ini harus dibedah dan tak bisa digenaralisasi sebagai suatu kegagalan. Saat ini uji klinis vaksin Covid-19 memasuki fase III.
Uji klinis vaksin buatan Sinovac ini dilaksanakan Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Tim riset melaporkan terdapat 25 relawan yang dinyatakan positif terpapar virus corona setelah mendapatkan penyuntikan kedua.
Sebagai relawan, Emil mengatakan sudah menjadi metode penelitian bahwa separuh subjek diberi vaksin dan sisanya disuntik plasebo. Hal itu bertujuan untuk melihat efikasi atau khasiat vaksin.
“Saya meminta masyarakat tak perlu menggiring opini bahwa uji klinis vaksin tersebut gagal. Menurut saya kasus itu harus dibedah dan tidak digeneralisasi seolah-olah gagal,” kata Rodwan Kamil alias Emil di Kota Bandung, Senin (18/1/2021).
Emil menjelaskan, jika ada relawan yang diberi vaksin kemudian terpapar Covid-19, maka harus dilihat kembali riwayat terinfeksinya. Dia mengatakan berdasarkan keterangan tim dokter, antibodi muncul tiga bulan setelah suntikan kedua.
Diungkapkan Emil, dirinya sebagai eelawan disuntik pertama pada akhir Agustus 2020. Kemudian disuntik lagi 14 hari kemudian atau sekitar Bulan September,.
“Jadi antibodi itu terbentuk setelah tiga bulan disuntik vaksin fase kedua. Dari September ke Desember itu proses terbentuknya antibodi. Sehingga bisa Jadi, mungkin saja sebelum terbentuk antibody, mereka terkena,” jelas Emil.
Mantan Walikota Bandung ini menambahkan, antibodi yang dihasilkan vaksin Covid-19 sudah terbentuk di bulan ketiga. Sehingga, terkait vaksin gagal atau tidak, lanjut dia, lebih tepat dipertanyakan ketika memasuki masa tiga bulan tersebut.
“Seperti saya ini yang antibodinya sudah dinyatakan 99 persen dan kena Covid, itu baru pertanyaan yang valid. Tapi kalau terjadinya sebelum 30 hari setelah suntikan kedua itu bisa saja terjadi karena antibodinya sedang berproses,” tuturnya.
Diketahui, dari sebanyak 1.603 relawan uji Klinis Vaksin Covid-19, 25 diantaranya terinfeksi positip Covid-19 setelah dilakukan penyuntikan kedua. Ribuan relawan tersebut dilibatkan untuk menguji keampuhan vakson sinovac asal China tersebut. (*)