GOWA – Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka, yang jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap mereka pada tahun baru ini yang jatuh pada Hari Sabtu dan Minggu, 17-18 Maret 2018.
Sebelum perayaan Hari Nyepi, diadakan beberapa rangkaian upacara bagi umat Hindu seperti tidak keluar rumah, tidak bekerja, tidak memutar musik, dan tidak menyalakan api. Salah seorang umat Hindu yang merayakan Nyepi, Yunik Anggraeni Upadani mengatakan di kampungnya di Bali terdapat dua suku yang berbeda yaitu Suku Bali dan Suku Jawa.
“Namun kami tetap hidup harmonis dan saling menghargai walaupun tempat beribadah kami saling berdampingan,” tuturnya.
Masyarakat Bali, kata Yunik, sangat bersyukur karena dapat hidup dengan damai dan tidak pernah ada perselisihan antar suku. Sebagai keluarga yang merantau, dirinya bersama keluarga hanya mengikuti hari nasional saja untuk merayakan hari Raya Nyepi yang dilakukan setahun sekali dengan bersilaturahmi.
Anak dari Dewa Saputra dan Nyoman Suryani ini berharap, selalu diberikan kesehatan, umur yang panjang, ditambahkan rezekinya dan berubah lebih baik dari tahun sebelumnya. (*)