GOWA – Para Siswa Sokolah Pelosok berlarian memasuki kelasnya untuk belajar saat guru mulai memanggil.
Itulah pemandangan yang terlihat pada sekolah yang diberi nama “Sokolah Pelosok” dengan motto “Meraih Prestasi Untuk Bakti Pada Negeri Dengan Saling Berbagi” yang terpajang di dinding sekolah.
Sokolah Pelosok yang terletak di Lingkungan Bulutana Malino, Kelurahan Bulutana, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa ini mulai berdiri pada tahun 2009.
Baca Juga :
Dengan jumlah guru sukarelawan sebanyak 6 orang, jumlah siswa SD sebanyak 12 orang dan 12 siswa Pendidikan Usia Dini (Paud) yang juga bergabung dengan Sanggar Pendidikan Anak Sholeh (Spas).
Nurhayati, salah seorang guru yang ditemui menjelaskan bahwa ide membangun Sokolah Pelosok ini merupakan hasil pemikiran dari masyarakat sekitar yang sudah menjadi alumni.
“Pembangunannya juga dari swadaya masyarakat sekitar. Karena kalau mau keluar sekolah anak-anak jauh sekali kasian sekolah induknya ada sekitar 7 Km,” katanya kepada media, Senin (19/3/2018).
Bangunan sekolah yang hanya berukuran 3 X 6 meter itu memiliki tiga ruang kelas. Satu untuk aktivitas murid Paud, dan dua untuk kelas 1 sampai VI. Di ruang tengah dikhususkan kelas I sampai IV. Diujung kanan diperuntukkan untuk kelas V dan VI
Seng digunakan sebagai atap juga dinding. Dan bambu untuk menopang. Bangku dan meja semua dari kayu. Jika hujan tiba, mereka harus rela berbasah-basahan. Tapi sesekali gurunya terpaksa memindahkan proses belajar di rumah warga atau masjid.
“Ini juga jadi alasan kita bangun karena biasanya kalau musim tanam padi, tidak ada anak yang mau ke sekolah karena tidak ada orangtua antar ki, jauh toh. Jadi terkadang sekolahnya tiga hari disana (sekolah induk) tiga hari disini,” lanjutnya.
Lalu apa yang membuat Nurhayati dan beberapa guru lainnya rela bahkan meski terkadang tak dibayar?
“Kami hanya ingin anak-anak disini tidak putus sekolah. Dan bisa paham baca tulis. Waktu pertama dibangun bahkan ada yang masuk sudah umur 10 tahun. Makanya banyak anak putus sekolah karena jauh dari rumah mereka,” katanya lagi.
Nurhayati juga mengaku begitu senang melihat antusias anak-anak yang mau bersekolah.
“Makanya kami mau mengajar disini biar pi kadang tidak dibayar. Senang ma kalau liat anak-anak mau sekolah. Karena bukunya ada semua dari Depag, baju dari swadaya mahasiswa kalau datang kesini,” tambahnya.
Mereka pun berharap agar pemerintah mau membantu membuatkan gedung untuk kenyamanan murid belajar. (*)
Keterangan Foto : Suasana Belajar Mengajar di Sokolah Pelosok dan Kondisi Sekolah .
Komentar