MAKASSAR – Aksi dugaan pengeroyokan dan penganiayaan oleh oknum anggota Pomal terhadap Wakil Ketua PWI Sulsel, Salim Mamma yang terjadi di samping Warkop 75 Jalan Satando Makassar mendapat kecaman keras dari keluarga besar H.M. Mamma S. Hal itu dikemukakan langsung oleh Farid Mamma, yang tak lain saudara Salim Mamma, saat menggelar konferensi pers di bilangan Jalan Cenderawasih, Makassar, Rabu (19/4/2017).
Farid Mamma menegaskan, keluarga besarnya menuntut agar Komandan Lantamal (Danlantamal) VI Makassar, Laksamana Pertama Yusuf, SE, MM harus dipecat dari jabatannya. Pasalnya, dia seakan-akan tidak bersalah sama sekali jika anggotanya dituding mengeroyok dan melakukan penganiayaan.
“Padahal tindakan yang dilakukan oleh oknum Pomal tersebut tak mencerminkan sebagai aparat. Semestinya seorang aparat, melindungi rakyat, bukan malah sebaliknya memperlihatkan sikap arogansinya. Itu sama halnya dikatakan sebagai seorang preman berseragam,” kesal Farid Mamma.
Dikatakannya, tindakan main keroyok serta menganiaya masyarakat sipil seperti itu tidak semestinya dilakukan oleh seorang aparat negara.Karena jika itu dilakukan, sama saja dengan preman berseragam.
“Dengan tindakan tersebut, kami meminta agar Komandan Lantamal dicopot dari jabatannya,” tegas Farid Mamma, yang juga merupakan Direktur Pukat Sulsel.
Menurut Farid, pernyataan Danlantamal yang menyebut bahwa tidak ada pemukulan pun dianggap merupakan pembohongan publik. Sebab menurut dia, sangat jelas terjadi kontak fisik berupa pemukulan yang dilakukan oknum Pomal.
“Saya punya bukti terjadi pemukulan itu. Pernyataan Danlantamal kemarin itu jelas-jelas merupakan pembohongan publik, karena ada pemukulan yang terjadi saat itu,” tegasnya.
[NEXT]
Menurut informasi yang berhasil dihimpun lintasterkini.com, atas kejadian tersebut, pihak keluarga besar HM Mamma tetap akan menempuh jalur hukum hingga ke Mabes Polri.
Sebelumnya, lintasterkini.com memberitakan, Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama Yusuf, SE, MM dalam keterangan persnya di Markas Lantamal Jalan Cakalang Makassar mengungkapkan, peristiwa penertiban yang dilakukan pihaknya sudah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian. Pihaknya kata dia, berusaha melakukan penertiban kendaraan di ruas jalan itu, karena mengganggu masyarakat umum pengguna jalan.
“Memang tadi ada kejadian. Tapi kejadian itu tidak ada fakta-fakta, siapa yang memukul dan siapa yang dipukul, tidak benar itu jika beliau (Salim Mamma) mengaku dipukul oleh anggota,” bantah Danlantamal, laksamana Pertama Yusuf.
Danlantamal Yusuf mengakui, jika penertiban yang dilakukan karena kendaraan seenaknya parkir di depan warung-warung kopi. Namun saat dilakukan upaya penertiban, beliau (Salim Mamma) mengaku-ngaku sebagai anak jenderal, dan menyebut jati dirinya sebagai wartawan.
“Beliau begitu menyombongkan dirinya. Mengaku anak jenderal, menyebut sebagai wartawan. Saat itulah kami hendak membawanya ke pos untuk membicarakan secara persuasif, namun saat itu ia menolak, dan malah pura-pura pingsan,” jelasnya.
Mengenai penertiban yang dilakukannya kata Yusuf, pihaknya melakukan penertiban kendaraan yang memarkir. Dipinggiran jalan karena memicu kemacetan yang menganggu pula aktivitas personel yang lalu lalang di Jalan tersebut.
“Kalau memang seorang anak jenderal, kapten atau seorang wartawan, seharusnya beliau tidak bisa berbicara terlalau sombong seperti itu di hadapan anggota Pomal. Namun harus manampakkan perilaku tutur kata yang baik dan bisa diterima dengan baik,” tukasnya. (*)