MAKASSAR – Pembangunan merupakan fitrah setiap daerah. Masyarakat sudah selayaknya menikmati apalagi di era otonomi daerah (otoda) seperti saat ini. Konsep pembangunan saat ini tidak lagi dirancang dari atas ke bawah, melainkan dari bawah ke atas (up too botton).
Untuk itu, masyarakat harus terlibat aktif dalam perencanaan pembangunan guna menyerap aspirasi dan kebutuhan dasar suatu daerah. Begitupun pada segenap stakeholder harus memiliki peran masing, termasuk tokoh pemuda.
Dikatakan salah seorang Kepala Kampung, Rizal bahwa sebagaimana rancangan Pemerintah setempat (di daerahnya), yakni ‘membangun hilir’. Tujuan dari pembangunan tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga dibutuhkan perencanaan yang bersinegi dengan aktivitas masyarakat.
“Pembangunan prasarana amatlah penting guna mendorong gerak prekonomian daerah, khususnya jalan tani, perairan, dan prasarana pendukung lainnya,” papar Rizal.
Rizal menambahkan, rencana pembangunan hilir yang merupakan konsep pembangunan di kampungnya mendapatkan apresiasiasi oleh seluruh komponen masyarakat. Dukungan itu tentu membawa motivasi bagi dirinya untuk merealisasikan konsep pembangunan ‘membangun hilir’ di kampungnya.
Salah seorang tokoh pemuda, Zulfikar, Senin, (18/9/2017) mengukapkan, salah-satu indikator kemajuan suatu daerah adalah ketersediaan prasana fisik yang memadai. Aktivis Fakultas Teknik Kampus UPRI Makassar ini menambahkan, rancangan pembangunan dimulai dari hilir adalah hal yang sangat positif, karena lahir atas dasar inisiasi dan kreativitas masyarakat.
“Konsep pembangunan hilir itu sangat positip, karena diwujudkan tanpa harus memakai dan bergantung pada dana desa sebagaimana Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pembangunan Desa,” ucap Zulfikar. (*)