JAKARTA — Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) Andre Rahadian mengatakan pihaknya tidak pernah melakukan upaya pengembalian atribut relawan seperti rompi dan tanda pengenal (ID Card).
Menurut dia, pihaknya dapat memahami perasaan beberapa relawan yang melakukan aksi tersebut. Ia melanjutkan, dirinya menerima aksi yang dilakukan sebagian relawan sebagai bentuk aspirasi yang akan ditampungnya.
”Tapi kami yakin dalam hati kecil para relawan mereka tetaplah relawan. Apalagi selama ini sudah terbukti kerja para relawan mampu membantu warga yang mengalami masa sulit selama wabah coronavirus ini,” ungkap Andre Rahadian, yang selama delapan bulan ini mengkoordinasi 34.000 Relawan Satgas Covid-19 di seluruh Indonesia.
Selama bulan Oktober – Desember 2020 ini, kata Andre, berlangsung kegiatan pelatihan untuk Relawan Satgas Covid-19 di tujuh provinsi prioritas, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Papua.
Pelatihan ini bertujuan untuk mengajak langsung seluruh lapisan masyarakat melakukan perubahan perilaku dengan melibatkan 10.000 Relawan Satgas Covid-19.
Kata Andre lagi, perubahan perilaku adalah kunci dalam menghambat penyebaran Covid-19 sampai diberikannya vaksin. Melibatkan para relawan dalam kampanye perubahan perilaku ini jauh lebih penting dibanding kegiatan membagikan masker tanpa memberikan informasi dan pengertian pentingnya melaksanakan protokol kesehatan saat ini.
Andre Rahadian yang sehari-hari bekerja sebagai konsultan hukum ini melanjutkan, selama ini relawan bersama seluruh anggota masyarakat adalah bagian penting dari perubahan perilaku.
Ia menghimbau agar seluruh relawan dan komponen masyarakat di manapun berada agar bahu-membahu untuk saling mengingatkan dan meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
“Relawan akan terus solid membantu pemerintah menangani Covid-19 sampai ditemukan vaksinnya,” tegas Andre Rahardian. (*)