Lintas Terkini

Danny : Genangan di Makassar Diprediksi Hingga Januari 2016

Para SKPD yang hadir membahas masalah banjir.

MAKASSAR – Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto memprediski genangan air yang terjadi di Makassar masih akan terus terjadi hingga Januari 2016. Mengingat intensitas hujan masih terus terjadi sepanjang Desember dan Januari 2016.

Untuk itu walikota mengumpulkan sejumlah Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Kota Makassar. Angtara lain, 14 Camat, 143 lurah, instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Sosial, Kantor Ketahanan Pangan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) kota Makassar.

“Dalam dua sampai tiga hari ini intensitas curah hujan meningkat. Mestinya kita bisa antisipasi lewat teknologi yang ada,” ujar Danny saat memimpin Rapat Penanggulangan Genangan dan Banjir, Jumat, (18/12/2015) di Baruga Anging Mammiri, Rumah Jabatan Walikota Makassar.

Berdasarkan data dari BMKG tingkat curah hujan di Makassar pada bulan Desember 2015 hingga Januari 2016 diprediksi sebesar 400 – 500 mm/bulan. Untuk bulan Januari 2016, BMKG memprediksi curah hujan di Gowa di atas 500 mm/bulan yang artinya Makassar harus siap menerima kiriman air dari Gowa, selain hujan yang turun di Makassar.

“Kita harus siapkan langkah antisipasi untuk menanggulangi meningkatnya curah hujan di bulan Desember dan Januari, termasuk kiriman air dari kabupaten Gowa,” tutur Danny.

Mengantisipasi hal itu, Danny mengingatkan daerah terdekat dari Gowa seperti, kecamatan Mariso dan sekitarnya untuk mempersiapkan diri mengantisipasi kemungkinan adanya genangan dan banjir.

Jika diamati, genangan air di beberapa titik di kota Makassar muncul pada saat turun hujan, dan mulai surut saat hujan reda. Hal ini menandakan saluran air ataupun drainase di dalam kota dapat berfungsi baik, kalaupun terjadi sumbatan Danny menginstruksikan untuk segera melakukan by pass, “Kalau ada sumbatan, by pass memang mi, seperti di Tello dan di Batua dulu,” tegas Danny.

Selain itu lanjut Danny, titik genangan ataupun banjir pada musim hujan kali ini diprediksi terjadi di titik yang tak berbeda dengan musim lalu. Olehnya itu Danny menginstruksikan segera membentuk posko siaga banjir yang berada di tiap kelurahan, dan kecamatan selain posko banjir kota yang berada di kantor Dinas PU kota Makassar yang dapat dihubungi di nomor telepon (0411) 425711, dan (0411) 425713.

Posko kelurahan dan kecamatan diharapkan mampu menyiapkan data berupa daerah yang rawan genangan dan banjir, titik – titik genangan dan banjir, termasuk lokasi evakuasi jika dibutuhkan.

BPBD memprediksi dari tanggal 10 hingga15 Januari 2016 akan ada 500 titik yang membutuhkan evakuasi, dan jika prediksi itu benar terjadi maka pihak kecamatan harus menyiapkan lokasi evakuasi yang rencananya memanfaatkan rumah ibadah seperti mesjid, dan sarana pendidikan seperti gedung sekolah, dan kampus perguruan tinggi.

Danny juga menginstruksikan kepada Dinas PU, dan BPBD segera membuka posko tanggap genangan dan banjir yang melayani masyarakat selama 24 jam. Agar pelayanan itu berjalan maksimal, diadakan piket secara bergiliran dari 52 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) lingkup Pemerintah kota (Pemkot) Makassar.

“Menghadapi persoalan genangan dan banjir ini, pemerintah harus memperlihatkan kepedulian kepada masyarakat. Pemerintah harus hadir saat masyarakat membutuhkan, terlebih saat masyarakat menghadapi masalah,” tegas Danny.

Saat ini, Pemkot Makassar memiliki 370 Satgas (Satuan Tugas) Genangan yang ada di Dinas PU ditambah dari kecamatan, untuk mengantisipasi genangan dan banjir, Dinas PU menyiapkan dua mesin pompa berdiameter 12 inci, beserta alat berat.

Bukan hanya persoalan genangan dan banjir di daratan, rapat sore itu juga membahas kemungkinan terisolirnya pulau-pulau di Makassar saat musim hujan datang seperti pulau Barangcaddi, dan pulau Lumu – Lumu yang sulit dijangkau.

Danny menginstruksikan kepada Camat untuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial, dan Kantor Ketahanan Pangan untuk menyiapkan bantuan pangan, dan logistik bagi pulau – pulau yang membutuhkan. (*)

Exit mobile version