GOWA – Empat orang bersaudara yang mengalami kelumpuhan sejak berumur 2 (dua) tahun, kembali menjadi pusat perhatian. Kali ini dari Kementrian Sosial Republik Indonesia. Team Reaksi Cepat Bidang Disabilitas Kementerian Sosial Republik Indonesia mengunjungi empat bocah tersebut di Dusun Lambengi, Desa Bontoala, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa, Senin (20/3/2017).
Kordinator Tim Reaksi Cepat Bidang Disabilitas Kemensos, Yakub mengatakan, kedatangannya ke Kabupaten Gowa ini untuk melihat langsung kondisi empat orang dalam satu keluarga yang mengalami kelumpuhan atau disabilitas, seperti yang diberitakan di sejumlah media cetak dan media online.
“Kami baru tahu bahwa ada empat anak yang bersaudara kandung mengalami kelumpuhan atau mengalami disabilitas di Kabupten Gowa itu setelah kami melihat di beberapa media. Olehnya itu, kami langsung mengunjunginya,” ujarnya.
Yakub menambahkan bahwa setiap Warga Negara Indonesia yang mengalami atau menyandang disabilitas itu berhak mendapatkan pelayanan dan perhatian oleh Pemerintah melalui jaminan sosial.
“Terkait adanya warga yang mengalami kelumpuhan atau Disabilitas haruslah bersama-sama menjadi perhatian semua pihak terkait, bagaimana memberikan penanganan kepada penyandang,” tambahnya.
Sementara ibu keempat anak yang mengalami kelumpuhan, Husni Dg. Mene mengaku berterima kasih kepada pemerintah karena telah mengunjuginya dan memberikan perhatian, serta bantuan kepada keempat anaknya.
“Terima kasih kepada pemerintah yang telah membatu dan memperhatikan kami, terutama kepada Bapak Camat dan Pak Desa,” ujarnya.
Dalam kunjugan ini, Kemeterian Sosil ini juga memberikan bantuan berupa satu unit kursi roda dan beberapa keperluan dapur bagi keluarga Husni Dg. Mene. Kedatangan Tim Kemensos ini dipimpin oleh Kordinator Tim Program dan Advokasi Sosial, Yakub didampingi Camat Pallangga, Indra Wahyudi Yusuf, Kepala Puskesmas Pallangga, dr. Gaffar, dan Kepala Desa Bontola, Yusuf Muin.
Sebelumnya, diberitakan diberitakan empat anak yang bersaudara kandung tersebut mengalami kelumpuhan pada saat usia mereka dua tahun, dan sampai sekarang mengalami kelumpuahan tidak dapat berjalan dan sulit berbicara. Keempat anak tersebut yakni Safdan (21), Silfa (19), Silfi (19), dan Sultan (7). (*)