MAKASSAR – Meski gagal menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mendapatkan dua penghargaan. Masing-masing di bidang pemerintahan dan lingkungan hidup.
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Denny Irawan Saardi, mengatakan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan penghargaan kepada pakar atau praktisi yang berjasa dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang bersih, efektif, dan efisien, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Mereka yang mendapatkan penghargaan, antara lain Prof Dr M Ryaas Rasyid, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH MSi MH, Prof Dr R Siti Zuhro MA, Ir H Eddy Santana Putra MT, Ir H Isran Noor MSi, Prof Dr Djohermansyah Djohan MA, Dr J Kristiadi, dan Drs Susilo (alm).
Baca Juga :
Penghargaan diserahkan Menteri Dalam Negeri di Jakarta, 20 Mei hari ini. Sementara, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Sulsel, A Hasbi Nur, mengungkapkan, penghargaan yang diterima Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di bidang lingkungan hidup, adalah Indonesia Green Awards.
Pada tahun lalu, penghargaan yang sama diterima Sulsel karena kegiatan penghijauan yang dilakukan di Sulsel sangat massif, yang telah menjadikan persentasi peningkatan tutupan lahan terbaik.
“Pada tahun ini, Trophy Green Province diberikan akibat upaya yang dilakukan di sektor pemanfaatan energi ramah lingkungan,” ujar Hasbi.
Ia menjelaskan, penghargaan tersebut merupakan pendorong bagi Sulsel ke depan untuk lebih membuktikan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat Sulsel senantiasa kreatif dan sadar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, yang menjadi penyebab peningkatan pemanasan global dan menjadikan sebagai energizer untuk meningkatkan capaian sebagai provinsi yang ramah lingkungan.
“Kebijakan sektor energi di Sulsel salah satunya diarahkan pada pengembangan kerjasama dengan lembaga swasta dan non pemerintah yang bergerak pada proyek-proyek energi baru terbarukan yang berkelanjutan. Dan salah satu aksinya adalah penurunan emisi gas rumah kaca Provinsi Sulsel melalui pembangunan pembangkit listrik yaitu PLTA, PLTMH, PLTS, PLTB, demikian juga untuk pembangkit listrik tenaga biomassa atau biogas,” jelasnya.
Kondisi saat ini, terang Hasbi, perkembangan pencapaian target sektor energi Provinsi Sulsel yaitu rasio elektrifikasi Sulsel tahun 2015 telah mencapai 88,30 persen.
Ini menunjukkan bahwa Sulsel telah melampaui target rasio elektrifikasi nasional di tahun 2015 sebesar 85 persen. Begitu pula dengan bauran energi primer adalah sebesar 28 persen di tahun 2014 atau sebesar 342,2 MW dari total 1.238 MW daya mampu dalam sistem grid Sulsel.
“Angka tersebut sudah melampaui target nasional yaitu sebesar minimal 23 persen tahun 2025,” paparnya.(*)
Komentar