SUNGGUMINASA – Dua minggu belakangan ini masyarakat di Sungguminasa, Kabupaten Gowa kesulitan mendapatkan gas elpiji. Pasalnya, stok gas elpiji, terutama ukuran 3 kilogram saat ini sangat langka didapatkan di daerah ini.
Kalaupun tersedia gas elpiji pada tempat-tempat tertentu yang mengecer gas elpiji, namun kondisi langkanya stok membuat sekelompok orang memanfaatkannya dengan menaikkan harga yang tak lazim. Bayangkan saja, saat ini harga gas elpiji tabung 3 kg menembus Rp20 ribu, padahal harga normal sebelum terjadi kelangkaan hanya Rp16 ribu per tabung 3kg.
Dewi, salah seorang ibu rumah tangga di Sungguminasa mengaku, akhir-akhir ini masyarakat sulit mendapatkan tabung gas elpiji 3 kg. Itupun jika ada, harganya sudah naik menjadi Rp20 ribu.
Baca Juga :
Menanggapi hal tersebut, pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa langsung membentuk Tim Pengendali Distribusi untuk mengetahui apa penyebab terjadinya kelangkaan tabung gas Elpiji 3 kg. Melalui Kabid Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa, Muh Rais, Selasa, (20/9/2016) di ruang kerjanya mengungkapkan, pihaknya sudah mendengar informasi di tengah-tengah masyarakat soal kelangkaan gas elpiji 3 kg.
“Laporan di di beberapa Kecamatan memang terjadi kelangkaan gas elpiji, jadi kami telah menurunkan tim untuk mengecek apa penyebabnya. Nanti kita beritahu hasilnya,” kata Rais.
Rais juga menjelaskan, tim yang turun langsung ke lapangan akan mengecek mulai dari tingkat disributor, agen, pangkalan hingga tingkat pengecer guna mengetahui persis apa penyebab terjadinya kelangkaan elpiji ukuran tabung 3 kg tersebut. Setelah itu, barulah akan dilaporkan ke pihak Pertamina.
“Kelangkaan biasa terjadi disebakan kurangnya pasokan gas elpiji dari Pertamina ke distributor atau agen ke pangkalan,” ujarnya.
Salah satu pemilik pangkalan gas elpiji CV Nabila, Amir mengaku kelaangkaan gas elpiji 3 kg ini sudah terjadi sejak dua minggu yang lalu tepatnya pasca Hari Raya Idul Adha. Ia mengatakan, pihak Pertamina telah mengurangi jatah pendistribusian tabung gas 3 kg ke pangkalan miliknya, dimana sebelum terjadi kelangkaan ia mendapatkan jatah 350 tabung setiap hari.
Namun sejak dua minggu lalu hingga sekarang, kata Amir menambahkan, pangkalannya hanya mendapatkan 200 lebih tabung saja. Oleh karena itu, ia mengaku untuk menyalurkan gas elpiji 3 kg diutamakan kepada warga yang berada di sekitar pangkalan, dengan harga tetap,yakni Rp15.500/tabung 3 kg.
“Saya kurang tahu apa penyebab kelangkaan ini, sudah dua pekan ini jatah pangkalan kami juga dikurangi jumlahnya,” pungkasnya.
Kalaup ada pengecer yang menjual lebih mahal, ia mengaku harga itu bukan dari pangkalan miliknya, karena pihak pangkalan tidak berani menaikan harga yang telah di tetapkan Pertamina.. Tetapi pihak pengecer yang mempunyai wewenang untuk menjual kepada warga.
Sementara itu, salah satu pedagang barang campuran bernama Iwan berharap agar kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg ini dapat segera teratasi. pasalnya, sudah dua minggu tokonya tidak lagi mendapatkan gas elpiji dari pihak agen maupun pangkalan, namun begitu, masih ada juga agen yang menjual karena mendapatkan suplay gas elpiji yang tidak diketahui darimana sumbernya.
“Saya sudah 2 minggu tidak berjualan gas elpiji 3 kg, ini karena pihak agen maupun pangkalan tidak mengantarkannya lagi. Jadi saya berharap Pemerintah dapat mengatasinya agar kita dapat berjualan lagi, selain itu warga juga susah mencari tabung gas yang langka di dapatkan,” kata Iwan, pemilik toko yang ber alamat di Jalan Kasumberang, Sungguminasa ini. (*)
Komentar