MAROS – Warga empat kampung di Kabupaten Maros yakni Bontopuru, Sampero, Belaka, Leang Botto menjerit kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air yang dibutuhkan untuk komsumsi, warga sekitar mesti harus menempuh berjalan kaki ratusan meter, dengan melalui pematang empang, itu pun juga hanya mendapatkan air yang bersumber dari satu-satunya sumur yang ada di sekitarnya.
“Susah disini mendapatkan air bersih, kalau warga ingin mendapatkan air, satu-satunya jalan ya, ke sumur ini, walaupun rasanya agak asin dan jarak tempuhnya jauh dari rumah,” ujar Nuraini, warga kampung Bontopuru, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Selasa, (20/9/2016).
Nuraini mengatakan bahwa ada alternatif lain agar warga bisa mendapatkan pasokan air bersih yakni air dari Bosowa, namun harganya cukup memberatkan warga. Selain harga yang selangit, tidak semua kampung dapat diakses mobil tangki air.
“Harganya 110.000 per tangki dan tidak semua warga bisa mengaksesnya. Selain karena harganya mahal, tidak semua kampung dapat dilalui mobil tangki tersebut,” tandas Nuraini.
Apalagi menurut Nuraini, warga di empat kampung yaitu Bontopuru, Sampero, Belaka, Leang Botto tidak dapat menggarap empang mereka lantaran air sungai yang tidak lagi mendukung.
“Saluran irigasinya tidak bagus, sudah lama warga tidak lagi menggarap empang. Sebagian warga memilih menjadi sopir, buruh dan lainnya,” ujarnya.
Sementara Basir, warga kampung Leang Botto mengatakan bahwa setiap hari warga berkerumun antrian untuk mendapatkan air di sumur yang hanya dapat diakses dengan jalan kaki. Ada juga sumur lain, tapi di kampung bagian luar, yang jaraknya sangat jauh. (*)