KOPI merupakan salah satu minuman favorit di dunia. Sekitar dua miliar cangkir kopi dikonsumsi masyarakat dunia setiap harinya.
Namun, sejauh ini para peracik masih jarang yang menggunakan metode ilmiah. Baru-baru ini peneliti dari University of Limerick, Irlandia, menciptakan sebuah model untuk menghasilkan secangkir kopi dengan cita rasa terbaik.
Dengan menggunakan model matematika, para peneliti mengungkap beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meracik secangkir kopi.
Kevin Moroney, ahli matematika dari University of Limerick, menyatakan model yang diteliti timnya merupakan model yang menjelaskan soal aliran dan ekstraksi pada kopi, menentukan mekanisme ekstraksi biji kopi yang berbentuk butiran, serta membandingkan kinerja model tersebut melalui eksperimen.
Berdasarkan penelitian ditemukan, ukuran butiran kopi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi rasa pada kopi. Biji kopi yang berukuran kecil akan menghasilkan kopi yang pahit, sedangkan butiran berukuran besar akan menghasilkan rasa yang lebih lemah atau dikenal dengan smokey taste. Hal lain yang berpengaruh terhadap rasa kopi ialah proses ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses berubah bentuk dari wujud butiran yang padat menjadi cair ketika larut dalam air panas.
Para peneliti menyatakan proses ekstraksi kopi dari butiran menjadi air dilakukan dalam dua langkah.
Langkah pertama mengekstrak kopi dari bentuk butiran menjadi racikan kopi, sedangkan langkah kedua melibatkan air panas untuk melarutkan butiran menjadi kopi cair.
Ukuran butiran kopi sangat berpengaruh dalam proses ekstraksi. Semakin besar ukuran butiran kopi semakin rendah luas permukaan butiran tersebut, itu akan memperlambat laju ekstraksi kopi tersebut.
[NEXT]
Dari penelitian tersebut, para peneliti menyarankan sebuah aturan sederhana dalam meracik kopi. Ketika kopi terasa lebih encer, gunakan biji kopi yang lebih halus. Sebaliknya, jika kopi terasa lebih pahit, gunakan biji hasil penggilingan yang lebih kasar.
Selain itu, mereka menyarankan peracikan kopi bergaya Prancis untuk mendapatkan rasa yang lebih halus.
Penelitian yang akan dipublikasikan pada SIAM Journal for Applied Mathematics pekan depan tersebut diharapkan dapat diterapkan sehingga menjadikan ukuran butir kopi sebagai faktor penentu rancangan mesin kopi berteknologi tinggi sehinga dapat menghasilkan kopi dengan presisi lebih baik.
Salah satu penulis dan dosen di Departemen Matematika dan Statistik di University of Limerick, William Lee, menyatakan tim juga berfokus meneliti mesin peracik dengan penyaring tetesan (drip-filter brewer machine).
Mesin tersebut telah terjual sekitar 10 juta dari 18 juta mesin kopi yang terjual setiap tahun di Eropa.
Mesin tersebut bekerja dengan menuangkan air panas pada wadah bubuk kopi yang telah dilengkapi kertas penyaring. (*)