LINTASTERKINI.COM – Hiruk pikuk tentang siapa pemegang tongkat estafet kepemimpinan Setya Novanto (SN) mulai merambah partai berlambang beringin, Partai Golkar (PG). Sejumlah nama yang santer disebut sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum mulai menguak.
Di antara nama itu, ada nama Idrus Marham (IM), yang saat ini menjabat Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar. Idrus ini yang selalu berada di depan saat SN mulai tersandung kasus e-KTP.
Status sebagai Sekjen memberi peluang bagi Idrus Marham untuk bertugas sebagai Plt. Selain nama Idrus Marham, beberapa nama lain yang berpeluang ada Titiek Suharto, sebagai politisi yang cukup disegani. Apalagi SN pernah bekerja untuk keluarga besar Titiek Soeharto.
Disebut pula nama Firman Subagyo, Ketua Komisi VI DPR RI. Sosok Firman Subagyo dikenal bersih dan pro kebijakan untuk petani kecil. Ada nama Airlangga Hartarto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian. Sempat juga santer nama Nurdin Halid (NH) disebut sebagai calon kuat. Tapi semoga saja NH memilih kontes Gubernur Sulsel 2018.
Selain nama-nama di atas, peran tokoh-tokoh Golkar seperti Aburizal Bakri (ARB), Akbar Tanjung (AT) dan Agung Laksono (AL) serta tentu saja Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) sangat krusial dalam penentuan Plt Ketum Partai Golkar.
Namun demikian, dalam kondisi tak menentu ini, seharusnya Golkar dikendalikan oleh tokoh senior guna mempersiapkan Musyawarah Nasional (Munas) atau Munas Luar Biasa (Munaslub). Campur tangan tokoh senior seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono yang ketiganya disebut Tripple A ini sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan Partai Golkar dari badai buatan kekuatan besar di sekeliling Partai Beringin ini.
Beberapa langkah alternatif yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan Partai Golkar setelah SN tersandung kasus e-KTP, pertama, Tripple A membentuk Presedium Partai Golkar, meski ini tak dikenal dalam AD/ART. Namun dalam krisis seperti ini bisa dipertimbangkan.
Kedua, Tripple A bersepakat menunjukkan salah satu diantara mereka untuk memimpin dan membawa Partai Golkar ke arah keseimbangan atmosfer politik menghindari perebutan kekuasaan yang anarkis.
Ketiga, Tripple A menunjuk Agung Laksono karena selama ini AL telah berperan penting menstabilkan Partai Beringin dari gempuran internal dan eksternal sejak awal SN terseret kasus e-KTP.
Menurut hemat penulis, Agung Laksono akan mampu merangkul semua pihak karena kecenderungan gaya politik tokoh Partai Golkar ini yang anti konflik. Selain itu, Agung Laksono sangat hati-hati bersikap dan bertutur, sehingga mampu menenangkan setiap komponen dalam partai.
Karena itu, setidaknya Tripple A dapat mengantar Partai Golkar dalam masa transisi kekuasaan menuju perimbangan kekuasaan internal dan eksternal Partai Golkar. Jika Partai Golkar memaksakan penunjukan Plt Ketum di luar Tripple A, bisa dipastikan pasca SN, maka partai ini akan karam akibat konflik internal.
#saveGolkar
Komentar