Logo Lintasterkini

Polisi Hanya Butuh Waktu 5 Hari Ungkap Misteri Kematian Ika

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Sabtu, 21 Januari 2017 10:52

Almarhumah Rafika Hasanuddin (22), korban pembunuhan di Gowa.
Almarhumah Rafika Hasanuddin (22), korban pembunuhan di Gowa.

LUWU – Masih cukup aktual dipebincangkan kasus pembunuhan seorang perempuan, alumni Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Rafika Hasanuddin (22). Kasus pembunuhan ini terjadi, Sabtu, (14/1/2017), dan pelakunya dapat terungkap hanya dalam tempo 5 (lima) hari, yakni Kamis, (19/1/2017), polisi sudah dapat mengungkap misteri kematian warga Kompleks Perumahan Yusuf Beauty Garden, Kabupaten Gowa ini.

Perempuan yang tinggal seorang diri di rumahnya Kompleks Yusuf Bauty Garden awalnya ditemukan oleh Saleh (35), seorang petugas sekuriti perumahan itu. Saksi ini mengungkapkan kepada aparat gabungan Polda Sulawesi Selatan dan Resmob Polres Gowa jika ia yang pertama kali melihat mayat korban di balik pintu rumahnya.

Korban pembunuhan Ika, panggilan sehari-hari Rafika Hasanuddin yang menjadi korban pembunuhan misterius, ditemukan pertama kali pada Sabtu, tanggal 14 Januari 2017, sekitar pukul 22.00 Wita malam. Dia ditemukan bersimbah darah pada Senin sore, tanggal 16 Januari 2017 sore di dalam rumahnya di Kompleks Perumahan Yusuf Beauty Garden, Kelurahan Paccinongan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil otopsi Kedokteran Forensik Dokkes Polda Sulsel di RS Bhayangkara pada Hari Selasa, tanggal 17 Januari 2017, diketahui korban meninggal dua hingga tiga hari sebelum diperiksa tim forensik. Dalam kurun waktu 5 (lima) hari sejak kejadian, barulah diketahui bahwa pelaku pembunuhan mengarah pada Saleh, sekuriti yang mengungkapkan dirinya pertama kali yang mengetahui kematian korban.

Pengungkapan kasus pembunuhan ini menjadi citra positip bagi institusi kepolisian di daerah ini. Proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), dengan mmenurunkan Tim Gabungan Forensik Polda Sulsel yang dilakukan berulang kali, hingga 6 (enam) kali, menunjukkan tingkat kerumitan mengungkapkan kasus pembunuhan ini terbilang pelik. Pengungkapan pelaku pembunuhan, yang tidak lain adalah sekuriti kompleks perumahan yang ditinggali korban yakni Saleh, patutlah diapresiasi kinerja Polri dalam menangani kasus ini.

Sejak awal, ternyata pihak kepolisian juga sudah mencurigai Saleh sebagai pembunuh Ika. Pasalnya, Saleh kerap berbelit-belit saat ditanya, ia juga acap kali membohongi petugas. Pertama, terkait penemuan mayat Ika, Saleh awalnya mengaku sebagai penemu pertama kali mayat korban. Setelah itu, ia menyebut jika sempat melihat mobil jenis avansa berwarna silver di rumah korban, tanpa merincikannya, ia megatakan hal itu kepada keluarga korban hingga warga sekitar.

Kedua, pengakuan Saleh lainnya adalah terkait adanya pria misterius yang mengunjungi Ika, pada Hari Minggu, tanggal 15 Januari 2017 dinihari. Saleh menyebut jika pria itu menggunakan mobil angkutan umum dan membawa sagu. Selain itu, ia juga mengaku mengantar pria itu hingga ke rumah Ika.

Kanit Resmob Polres Gowa, Ipda Malelak mengatakan, sejak awal Saleh diperiksa memang petugas keamanan perumahan itu kerap kali berbelit-belit saat ditanyai. Selain itu, beberapa pertanyaan petugas pun dijawab dengan cerita bohong Saleh.

“Awal pemeriksaan dia berbelit-belit untuk menutupi kelakuannya. Tapi beruntung semua bisaa terungkap. Pengungkapan ini juga tak lepas dari keterlibatan keluarga Saleh yang memintanya jujur dan mengakui perbuatannya,” ujar Malelak, Jumat, 20 Januari 2017.

Malelak menambahkan, personel juga mengamankan sebanyak 17 item barang bukti. Barang bukti yang diamankan itu ditemukan dari hasil olah TKP yang dilakukan sebanyak enam kali. Beberapa barang bukti yang memang diamankan itu, mengarah kepada pelaku. Dan setelah dilakukan penyelidikan ternyata pelaku juga mengakui perbuatannya.

[NEXT]

Seorang psikolog, Dr. Wahyu Triasmara mengemukakan bahwa kehidupan saat ini betapa mengerikannya, bagaimana mungkin orang tega membunuh orang dengan motif hanya sepele ? Seolah sudah tidak ada rasa takut hingga orang berani mengahabisi nyawa orang lain. Lalu apa motivasi dan penyebab hingga orang tega membunuh ?

Menurut psikiater ini, tentunya banyak motif hingga seseorang tega membunuh orang lain. Namun di sini, Wahyu lebih ingin mengupasnya dari sisi psikologis hingga kenapa orang begitu berani mengahabisi nyawa korbannya. Dari beberapa kasus pembunuhan dia aamati di dalam berbagai pemberitaan terkait motif-motif terjadinya pembunuhan, sedikit banyak psikiater ini mencoba merangkum berbagai motif hingga orang berani menghabisi nyawa orang lain.

Sekuriti Perumahan Yusuf Beauty Garden, Gowa, Saleh (35) pembunuh Rafika.

Di urutan pertama, Wahyu Triasmara melihat adanya pribadi yang terlalu obsesif. Pada kondisi ini boleh dibilang biasanya dialami oleh orang-orang yang belum dewasa dan butuh perhatian lebih. Sehingga ketika mereka kehilangan rasa cinta dan kasih sayang, maka dalam pikirannya kekerasan adalah jalan terakhir untuk menyudahi semuanya.

Sebagai contoh seorang pria yang terobsesi pada seorang wanita, maka pria itu tega membunuh si wanita yang dia cintai supaya wanita itu tak dimiliki oleh orang lain. Seseorang yang paranoid, orang tipe ini seringkali mudah dilanda cemburu buta. Sebagai contoh seorang suami dapat membunuh teman laki-laki istrinya yang ia curigai dan takuti akan berselingkuh dengan istrinya tersebut.

Padahal hubungan istri dan teman lelakinya itu hanyalah sebatas hubungan kerja. Atau yang lebih mengerikan seorang suami tega membunuh istri karena kauatir ia berselingkuh dengan lelaki lain. Mereka yang terlalu agresif juga sangat berisiko melakukan tindakan kekerasan, juga pembunuhan. Seolah-olah tak ada rasa takut dalam diri mereka. Orang dengan sifat agresif cenderung spontan dan berani.

Orang-orang tipe ini mudah terpancing dalam kemarahan, sehingga tak segan untuk melakukan tindakan kekerasan pada orang lain. Orang yang tertutup juga menurut Wahyu lagi, juga berbahaya. Orang dengan tipe tertutup boleh dibilang jarang berinteraksi dengan orang lain, sehingga ketika mereka kesal akan sesuatu hanya akan dipendam seorang diri.

Bahayanya kemarahan yang menumpuk bisa saja meledak ketika masalah besar yang dia hadapi sudah menemui jalan buntu. Kadang kondisi demikian memaksa orang untuk berbuat kekerasan pada orang lain. Menjadi pendendam, dapat memunculkan berbagai persoalan baru dikemudian hari. Ketika dia merasa disakiti maka dia dapat membalas rasa sakit hai itu dengan sesuatu yang lebih kejam dari apa yang dia alami.

Trauma yang mendalam juga dapat menyebabkan terjadi tindak kekerasan dan pembunuhan. Pengalaman-pengalam buruk dimasa lampau membuat seseorang berusaha melindungi dirinya sendiri dari hal-hal buruk yang dia anggap dapat hadir kembali di kehidupannya. Itulah beberapa kondisi psiko-sosial yang sangat mungkin mempengaruhi seseorang hingga akhirnya tega membunuh orang lain disekitar mereka.

“Tentunya masih banyak motif pembunuhan lain, bahkan motif politik, SARA, faktor ekonomi pun bisa menjadi faktor tindak kekerasan hingga pembunuhan, belum juga termasuk berbagai persoalam kehidupan yang bisa menjadi pemicu begitu entengnya orang tanpa rasa takut untuk membunuh sesamanya,” papar Dr. Wahyu Triasmara, seorang pakar psikolog.

[NEXT]

Sebagai ungkapan empati, dan turut merasakan duka yang mendalam yang dialami keluarga korban pembunuhan di Gowa, Rafika Hasanuddin, maka Kapolres Luwu, AKBP Ahmad Yanuari Insan, S.Ik, M.Si melayat ke rumah duka, Jumat, 20 Januari 2017, sekitar pukul 08.00 Wita. Orang nomor satu di jajaran Polres Luwu ini menyempatkan diri mengunjungi rumah orang tua almarhumah Rafika Hasanuddin di Desa Balla, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Dalam kunjungan tersebut AKBP Ahmad Yanuari Insan, S.Ik, M.Si turut didampingi Kabag Ops, Kasat Reskrim dan Kasat Lantas Polres Luwu. Rombongan para petingggi jajaran Polres Luwu ini disambut penuh haru oleh ibu kandung almarhumah Rafika bernama Hj. Yusni Yunus serta rumpun keluarga.

Tim Labfor Polda Sulsel Olah TKP.

Kapolres Luwu menyampaikan ucapan duka cita dan berbela sungkawa atas meninggalnya Rafika Hasanuddin pada Hari Sabtu, tanggal 15 Januari 2017 yang lalu akibat menjadi korban kekerasan di Kompleks Yusuf Beauty Garden, Kabupaten Gowa.

“Percayakan penaganan kasus ini pada pihak kepolisian yang sementara bekerja. Berkat doa kita semua, pelakunya sudah berhasil terungkap dimana  saat ini pelakunya sudah ditangkap, dan sementara menjalani proses pemeriksaan. Untuk itu, kami harapkan keluarga besar almarhumah, dapat ikhlas menerima cobaan ini, dan percayakan pada pihak kepolisian untuk menuntaskan kasusnya,” ujar AKBP Ahmad Yanuari Insan menitip pesannya kepada keluarga almarhumah Ika.

Diketahui, bahwa adapun motif Saleh, sekuriti perumahan Yusuf Beauty Garden yang membunuh Rafika Hasanuddin terungkap. Ternyata ia membunuh hanya karena ingin mencuri telepon genggam milik Ika, sapaan akrab almarhumah.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani, mengungkapkan, awal mula kejadian ini, saat Rafika keluar rumah sekira pukul 22.00 Wita untuk membeli pulsa, Sabtu (15/1/2017). Diperkirakan kejadian itu pukul 22.00 Wita malam. Setelah itu, Rafika pulang. Saleh langsung mengikuti.

Selanjutnya, Rafika masuk ke dalam rumah. Diduga kuat, Rafika lupa mengunci pintu lantaran hendak buang air kecil dan langsung mengganti pakaian.

“Saat itu pelaku masuk ke dalam dan mengambil ponsel korban yang disimpan di atas meja,” kata Dicky.

Aksi Saleh lalu tepergok korban yang baru saja selesai mengganti pakaian. Karena ketakutan, pelaku langsung memukul pipi korban. Setelah terjatuh, pelaku mengambil pisau dapur dan menusuk leher korban. Bahkan, pelaku menggoroknya. Setelah itu, pelaku mencuci pisau dapur dan membuangnya ke belakang rumah korban.

Setelah itu, pelaku lalu mengambil obeng. Karena panik, obeng pun terkena darah dari tangannya. Obeng juga ikut dibuang pelaku ke belakang rumah. (*)

 

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...