Logo Lintasterkini

Mentan Amran Optimistis Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia

Fakra
Fakra

Rabu, 21 Februari 2024 15:37

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membahas ketahanan pangan dan kemandirian bangsa dalam acara “Dialog Kebangsaan” di Universitas Hassanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 20 Februari 2024.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membahas ketahanan pangan dan kemandirian bangsa dalam acara “Dialog Kebangsaan” di Universitas Hassanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 20 Februari 2024.

MAKASSAR Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.

Oleh karena itu, kata Amran Indonesia ke depan menjadi kunci dari masalah krisis pangan dunia akibat dampak El Nino dan krisis dunia lainnya.

Amran manyampaikan hal tersebut saat membahas ketahanan pangan dan kemandirian bangsa dalam acara “Dialog Kebangsaan” di Universitas Hassanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 20 Februari 2024.

“Kondisi dunia sekarang, bukan hanya Indonesia, terjadi krisis pangan. Ada peningkatan pemanasan global. Yang kelaparan di dunia saat ini kurang lebih mendekati satu miliyar penduduk dan ada 44 negara di dunia yang terancam kelaparan saat ini,” ujar Amran dalam keterangan tertulisnya.

Di Indonesia sendiri saat ini sedang mengalami iklim ekstrem El Nino yang belum pernah ada sebelumnya.

Pada Bulan Februari 2024 dimana seharusnya proyeksi luas tanam meningkat, malah menurun menjadi 800.000 ha dari 1.753.000 ha di bulan Januari 2024 akibat adanya kekeringan ekstrem.

“Biasanya grafik Bulan Februari ini meningkat, bisa sampai 2 juta. Ini belum sampai puncak, kita malah menurun. Ini yang mengkhawatirkan,” kata Mentan,yang menjadi nara sumber bersama Hashim Djojohadikusumo.

Meskipun begitu, Mentan Amran tetap optimis bahwa Indonesia bisa swasembada pangan karena saat ini bantuan pupuk sudah ditambah oleh Presiden Jokowi menjadi Rp 14 triliun tahun 2024 untuk memacu akselerasi produksi pertanian Indonesia.

“Indonesia sudah tiga kali swasembada, pada tahun 2017, 2019, 2020. Itu artinya kita mampu. Hanya saja saat ini kondisi pertanian tidak baik ditambah dengan kondisi iklim yang tidak bersahabat, diperparah dengan kebijakan yang perlu disempurnakan. Salah satunya adalah masalah pupuk. Saat saya beri tahun kepada presiden, dengan spontan Presiden berkata tambah pupuk 14 triliun untuk mengatasi masalah ini,” bebernya.

Lebih lanjut Mentan Amran mengungkapkan solusi dari masalah pangan di Indonesia dan guna mempercepat pencapaian menjadi lumbung pangan dunia adalah melalui pemanfaatan lahan rawa mineral menjadi lahan pertanian produktif.

Indonesia saat ini memiliki lahan rawa mineral 10 juta hektar yang tersebar di Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi dan lainya.

“Jika dikelola secara optimal di tahun 2024 sebesar 1 juta hektar dapat menghasilkan beras 2,5 juta ton, 2 juta hektar di tahun 2025 menghasilkan 5 juta ton, 3 juta hektar di tahun 2026 produksinya 7,5 juta ton, 4 juta hektar di tahun 2027 produksinya 10 juta ton, dan 5 juta ton di tahun 2028 produksi beras 12,5 juta ton. Produksi ini dapat mengurangi impor, memenuhi kebutuhan nasional dan bisa juga ekspor. Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia, dan menjadi negara super power,” tegasnya.

Dalam rencana Kementerian Pertanian menjadi lumbung pangan dunia, Mentan Amran memproyeksi Indonesia mencapai swasembada pangan di tahun 2025, menjadi negara eksportir beras pada tahun 2027 dan menjadi lumbung pangan dunia super power pada tahun 2028. Ada empat rencana besar yang akan dilakukan Kementerian Pertanian untuk akselerasi produksi pangan.

“Gerakan kami yang pertama, pompanisasi untuk Pulau Jawa. Kedua, ekstensifikasi lahan rawa di luar Indonesia. Ketiga, pupuk yang bermasalah hanya 5 persen akan kita angkat menjadi 100% dan keempat, kita hilirisasi, kita harus perbaiki tata niaga. Insyallah kita akan kembali swasembada dan ekspor ke depan,” tutupnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa mengapresiasi program dan kerja keras Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk mewujudkan swasembada pangan. Pasalnya, saat ini adalah masa krusial bagi dunia khususnya Indonesia terhadap adanya ancaman krisis pangan dunia.

“Sebelum kita melewati bonus demografi, menjelang satu abad Indonesia, Indonesia harus menjadi negara maju. Di tangan beliau (Mentan Amran) harapan kita. Indonesia harus bisa memanfaatkan keunggulan komparatif Indonesia dengan kemampuan kesuburan lahan. Kalau pertanian gagal, kita pasti gagal. Ketahanan pertanian harus tercapai. Indonesia sejahtera harga mati,” ucapnya.

Prof Jamal menekankan ketahanan pangan merupakan kunci dari kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Ketahanan pangan dapat diraih dengan adanya perkembangan teknologi hulu dan hilir serta adanya regenerasi pekerja di sektor pertanian.

“Harapannya kepada mahasiswa UNHAS yang hadir agar bisa turut ambil bagian dalam perkembangan pertanian. Kerjasama pengembangan inovasi, sains, dan teknologi. Berikan kami tugas, Pak Menteri, demi pertanian Indonesia,” tutupnya.(***)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...