JAKARTA– Sebesar USD 500 juta atau setara dengan Rp7,19 triliun (kurs Rp14.395) dikuncurkan untuk Indonesia. Hal itu disetujui Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk pendanaan ke negara yang berjuluk Negara Seribu Pulau itu.
Kuncuran dana tersebut merupakan sebuah utang yang diberikan dalam rangka memperluas upaya Indonesia untuk menanggapi berbagai ancaman akibat Virus Corona (Covid-19), memperkuat kesiapsiagaan sistem kesehatan, serta mendukung program vaksinasi gratis pemerintah.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pendanaan baru ini menggunakan pendekatan berbasis hasil untuk mendorong penggunaan sistem pemerintah, dan menambah pendanaan sebelumnya yang telah digunakan untuk mendukung meningkatkan kapasitasnya dalam hal isolasi pasien.
Selain itu, kata dia, ini juga digunakan untuk ketersediaan tempat perawatan kritis, kapasitas pengujian, serta memperkuat komunikasi risiko publik, pengawasan, dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
“Di samping memberi dukungan kepada program vaksinasi gratis, pemerintah agar dapat menjangkau seluruh populasi usia dewasa. Pendanaan ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia menjadi lebih berketahanan serta memperkuat sistem pengawasan melalui pengujian dan penelusuran kasus-kasus Covid-19 baru, termasuk dengan menerapkan pengawasan genom untuk berbagai varian baru,” ucap Menkes Budi, dalam pernyataannya, dikutip dari merdeka.com, Senin (21/6/2021).
Budi menerangkan, program vaksinasi Pemerintah Indonesia bertujuan untuk memberikan vaksin gratis bagi seluruh 181,5 juta penduduk usia dewasa.
Meskipun tidak akan digunakan untuk pengadaan vaksin, kata dia, pendanaan baru ini dirancang untuk memperkuat kesiapan sistem distribusi vaksin dan mendukung sistem penyelenggaraan layanan kesehatan secara menyeluruh.
“Pendanaan baru ini difokuskan pada tiga bidang hasil yaitu penyelenggaraan layanan kesehatan yang lebih baik, pengawasan dan pengendalian mutu di laboratorium yang lebih kuat, serta komunikasi dan koordinasi yang lebih baik dalam hal tanggap darurat dan pengiriman vaksin,” katanya
Pendanaan ini, lanjut Budi, juga akan membantu peningkatan kesiapan rumah sakit serta sistem penyelenggaraan layanan kesehatan, dan menjaga keberlangsungan layanan kesehatan dasar yang tidak terkait Covid-19 dengan perhatian khusus kepada kebutuhan perempuan maupun kelompok-kelompok rentan.
“Dana ini juga akan digunakan untuk sistem pengawasan yang lebih baik serta peningkatan kualitas laboratorium kesehatan pemerintah. Selain itu, dana ini juga akan membantu peningkatan kapasitas pengujian Covid-19 serta memperkuat kemampuan dalam menjalankan pengawasan genom,” terangnya.
Sementara itu, komunikasi dan koordinasi yang lebih baik dalam hal tanggap darurat serta pengiriman vaksin akan membantu memastikan penerapan prioritas yang adil dan setara dalam hal layanan kesehatan dan distribusi vaksin, memperkuat logistik terkait vaksin serta sistem manajemen informasi, dan memperluas komunikasi risiko publik sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat.
“Pendanaan ini akan membantu Indonesia menyalurkan vaksin secara aman dan efektif. Hal ini juga akan memperkuat ketahanan sektor kesehatan Indonesia dan meningkatkan kapasitas dalam melakukan tanggapan pada saat dan setelah pandemi ini,” kata Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Secara keseluruhan, menurut dia, dukungan dari Bank Dunia ini bersama dengan dukungan para mitra pembangunan internasional lainnya akan memperkuat berbagai upaya Pemerintah Indonesia untuk menekan dampak pandemi secara efisien serta meningkatkan sistem dan layanan perawatan kesehatan.
“Di samping dukungan dari Bank Dunia, mitra pembangunan lain termasuk Asian Infrastructure Investment Bank, dan KfW Pemerintah Jerman juga turut mendanai program ini, sehingga total dukungan keuangan bernilai USD 1,245 miliar,” terangnya.(*)