MAROS – Aksi unjukrasa terkait menguatnya nilai tukar dollar terhadap rupiag akhir-akhirnya semakin marak di Sulawesi Selatan. Tidak terkecuali di Kabupaten Maros yang dilakukan sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kamis (20/9/2018) siang kemarin.
Sejumlah mahasiswa ini melakukan aksi di Jalan Poros Maros-Makassar. Mereka turun ke jalan mendesak pemerintah segera mengambil langkah terbaik untuk mengatasi masalah perekonomian ini.
Meski mengambil sebagian badan jalan, namun aksi mahasiswa ini tidak menimbulkan kemacetan yang berarti di ruas jalan tersebut. Pasalnya, di lokasi aksi Kasat Lantas Polres Maros AKP Mamat Rahmat turun langsung bersama anggotanya melakukan pengaturan arus lalulintas.
Tidak hanya mengatur pergerakan kendaraan agar tidak macet, secara persuasif, AKP Mamat juga menyampaikan kepada peserta aksi untuk tertib dan tidak melakukan penutupan jalan.
Alhasil, pendekatan persuasif yang dilakukan pun mendapat respon positif dari pihak pengunjukrasa. Aksi unjukrasa tetap dilaksanakan namun tidak menimbulkan kemacetan.
“Kita imbau massa aksi untuk tetap tertib dan selalu di jalur yang aman. Hingga akhirnya kendaraan yang melintas juga bisa leluasa bergerak,” kata Mamat.
Ia menambahkan, pendekatan persuasif terhadap peserta aksi harus dilakukan dan bukan dengan cara-cara kekerasan. Sebab, sambunya lagi, mahasiswa adalah orang yang menyuarakan aspirasi rakyat yang juga perlu untuk dilindungi secara undang-undang.
“Sehingga, bukan cuma mengatur lalulintas saja yang kita lakukan, namun juga menjaga agar penyampaian aspirasi teman-teman mahasiswa juga bisa dilaksanakan dengan aman dan lancar,” terangnya lagi.
Salah seorang pengunjukrasa, Irma, mengaku berterima kasih dengan pengawalan aksi yang dilakukan pihak kepolisian. Menurutnya, sikap ramah yang ditunjukkan kepolisian membuat aksi berjalan aman dan damai. (*)