MAKASSAR – Banyaknya keluhan masyarakat seputar Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di Ditlantas Polda Sulsel membuat sejumlah pihak bertanya-tanya. Sebenarnya ada apa di workshop TNKB tersebut. Perlukah ada audit khusus.
Beberapa pihak meminta adanya audit khusus terhadap bagian TNKB. Pasalnya keluhan-keluham masyarakat sudah banyak. Baik itu mengenai distribusi, masalah cetak dan pembayaran yang melebihi nilai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Ketua LMRI Korda Makassar H Irham, meminta pihak terkait untuk melakukan audit. Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan anggaran pendapatan pelat itu.
“Apakah memang diperoleh sesuai dengan ketentuan ataukah tidak. Banyaknya keluhan masyarakat itu perlu segera disikapi dengan baik,” terangnya.
Sementara itu, beberapa dialer mengungkapkan keluhannya seputar distribusi pelat. Menurut mereka, ada petugas yang memang pilih kasih. Jika ada uangnya dicetak lebih cepat. Hal itu bisa dikategorikan punfutan liar (pungli).
Padahal banyak dialer yang hingga tiga bulan belum diberikan pelatnya. Juatri yang dikenal dekat dengan pimpinan atau memberikan konstribusi lebih, didahulukan cetak pelatnya dalam jumlah tertentu.
“Sebaiknya memang perlu ada audit terhadap TNKB itu. Banyak kekuhan jika dialer yang cepat mendapatkan pelat harus membayar lebih dari PNBP,” ujar salah seorang dialer yang enggan disebut identitasnya.
Ia mengaku, bagian pelat juga tidak safety dalam diatribusi pelat. “Kalau ada pesanan pelat yang ada uangnya pasti didahulukan. Entah apakah ini diketahui pimpinannya atau tidak. Yang jelas kalau ada uangnya cepat diproses,” terangnya lagi.
Penelusuran yang dilakukan di workshop TNKB, proses cetak pelat terus berlangsung untuk kendaraan roda dua maupun empat. Meski TNKB untuk roda dua habis bahan bakunya, namun pihak pelat mensiasatinya dengan menggunakan pelat bekas untuk di cetak ulang.
“Terpaksa kami siasati untuk mencukupi kebutuhan pelat,” ujar Aipda Faisal salah seorang penanggung jawab di workahop TNKB Ditlantas Polda Sulel. (tim)