Kadin Sulsel Gandeng PJI Ciptakan Entrepreneur Baru

Kadin Sulsel Gandeng PJI Ciptakan Entrepreneur Baru

MAKASSAR – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel terus mendorong lahirnya entrepreneur (wirausaha) baru di daerah ini. Hal ini untuk menunjang pertumbuhan ekonomi daerah dan menopang ekonomi nasional.

Hal itu terungkap dalam diskusi media ‘Mendorong Minat Berwirausaha Untuk Meningkatkan Produktivitas Nasional’ yang dilaksanakan Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel. Diskusi media ini bekerja sama PJI Sulsel dengan Bank Mandiri, Bank Indonesia, dan Kadin Sulsel di Country Coffee Resto (CCR) Makassar, Rabu, (21/12/2016).

Ketua Umum Kadin Sulsel, HM Zulkarnain Arief mengatakan, peningkatan angka entrepreneur ini, sangat penting karena barometer sejahteranya penduduk suatu negara ditunjang jumlah entrepreneur yang dimiliki.

“Ingat angka entrepreneur kita baru sekitar 1 persen dari total jumah penduduk 250 juta jiwa. Idealnya, suatu negara memiliki jumlah entrepreneur minimal 2 persen. Singapura itu negara kecil, tetapi mampu menguasai ekonomi, itu karena pengusahanya 7 persen. Malaysia di angka 7 persen, sehingga menjadi raja ekonomi di Asia Timur, dan kemudian ada Thailand memiliki 3 persen jumlah pengusahanya dari total jumlah penduduk yang dimiliki,” jelasnya.

Zulkarnain menambahkan, Kadin Sulsel sebagai lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri terus mendorong bagaimana jumlah entrepreneur di Sulsel terus bertambah. Kata dia, berdasarkan Undang-Undang inilah, Kadin merupakan fasilitator sekaligus eksekutor di bidang usaha.

[NEXT]

Dia menyebutkan, khusus di Sulsel ada 59 asosiasi usaha yang bernanung di bawah Kadin Sulsel. Contohnya, Apindo, Hipmi, Gapensi dan lainnya. Kadin mendorong organisasi yang ada tersebut masing-masing merangsang pertumbuhan ekonomi yang ada dengan menciptakan pengusaha-pengusaha baru.

“Kita masih sibuk utak-atik soal bagaimana bergelut di dunia politik dengan menjadi politisi dan bagaimana menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bukannya, bagaimana menjadi pengusaha yang mampu memiliki penghasilan sendiri dan mempekerjakan orang lain. Saatnya lah sejak muda atau mahasiswa bagaimana berfikir menjadi pengusaha dan tidak terus berharap menunggu kiriman uang bulanan dari orang tua dari kampung,” tambahnya.

Zulkarnain mengakui, tidak susah menjadi pengusaha. Oleh karena itu, ia mengajak mahasiswa menggunakan kesempatan yang ada. Bahkan, Kadin Sulsel membuka pintu seleber-lebarnya bagi mahasiswa yang ingin jadi pengusaha.

“Apa susahnya jadi pengusaha ? Pak Jusuf Kalla yang sekarang jadi Wakil Presiden Republik Indonesia dan pengusaha nasional Pak Aksa Mahmud dulu jadi Ketua Kadin Sulsel. Sekarang di bawah kepengurusan kami membuka kran seluas-luasnya menjadi pengusaha baru. Tidak perlu banyak, cukup dua, tiga orang atau satu, dua kelompok yang betul-betul dan serius menjadi entrepreneur,” papar Zulkarnain.

[NEXT]

Pada kesempatan ini juga, tambah Ketua Kadin Sulsel, saya mengajak PJI Sulsel mendata peserta diskusi ini, siapa-siapa yang serius menjadi pengusaha, Kadin Sulsel akan memediasi dan memfasilitasi menjadi pengusaha. Kalau bisa tiga, empat bulan ke depan sudah ada hasilnya.

“Harusnya kita malu jika melihat uang yang beredar di Sulsel mencapai sekira Rp400 triliun dan 46 persen beredar di kota Makassar, tetapi kita mampu menangkapnya menjadi peluang bagaimana menjadi pengusaha. Di era Ekonomi Masyarakat ASEAN (MEA) yang sudah diberlakukan, jadilah pemain di daerah sendiri, jangan hanya jadi penonton,” pesannya.

Asisten Deputy Direktur Eksekutif Bank Indonesia Perwakilan Sulsel, Hermanto mengatakan, Bank Indonesia (BI) juga memiliki komitmen melahirkan pengusaha baru di seluruh Indonesia. Ini sudah menjadi program Bank Indonesia sejak 2003, namun seiring waktu perbankan yang ada juga sudah melakukan hal serupa dengan membentuk kelompok usaha binaan.

“Makanya sekarang kita tekankan kepada perbankan bagaimana kredit yang dimiliki 20 persen disalurkan ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ini untuk merangsang lahirnya usaha-usaha baru,” ujarnya.

Adapun, Wakil Ketua DPRD Makassar Adi Rasyid Ali memberikan tips kepada peserta yang ingin terjun ke dunia usaha. Menurut dia, kalau mau jadi pengusaha pertama itu ‘kenali diri anda’.  Kalau potensi diri yang ada diberdayakan menjadi pengusaha, maka hasilnya bisa jadi lebih luar biasa. Itulah saya katakan kenali diri Anda. Selain itu, menjadi inovatif dan kreatif saat menjadi pengusaha.

“Saya pribadi memberikan apresiasi yang luar biasa kepada PJI Sulsel yang menjadi fasilitator diskusi ekonomi. Kita harapkan dari diskusi ini bisa lahir pengusaha-pengusaha baru,” tambahnya.

Salah satu peserta diskusi dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Ekonomi Universitas Negeri Makassar (UNM), A Irwan Nur, sangat mengapresiasi langkah Kadin Sulsel yang terus mendorong lahirnya pengusaha baru di Sulsel. Apalagi, saat ini banyak mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha. Namun, kendalanya masih minimnya ruang dan kurang difasilitasi.

“Banyak Sumber Daya Manusia (SDM) di kampus yang memang ingin menjadi pengusaha. Contohnya, kami di Fakultas Ekonomi UNM, memang ada kelompok-kelompok usaha yang dibentuk, tetapi masih minim ruang dan kurang difasilitasi, makanya kita sangat harapkan dukungaan dari perbankan dan terkhusus Kadin. Alhamdulillah, karena sudah ada komitmen dari Kadin mendorong dan memediasi mahasiswa menjadi pengusaha sambil kuliah,” terangnya. (*)