MAKASSAR – Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia (Himitekindo) mengadakan simposim nasional dengan mengusung tema ‘Perkuat Poros Maritim Dunia Melalui Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia’.
Simposium yang digelar organisasi nasional yang menghimpun mahasiswa ilmu dan teknologi kelautan di seluruh Indonesia ini dilakukan di Auditorium Prof. Amiruddin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Senin(21/1/2018).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dr. Ir. Abdul Rasyid Jalil, M.si selaku Wakil Rektor III Universitas Hasanuddin. Dia mengapresiasi kerja keras panitia pelaksana acara Munas XII ini.
“Semoga kegiatannya berjalan lancar sampai selesai,” ucap Cido, sapaan akrab Wakil Rektor III Unhas, Dr. Ir. Abdul Rasyid Jalil.
Pembukaan simposium disambut hangat dengan tari paddupa khas Sulawesi Selatan. Tari ini menjelaskan tentang perwujudan cipta, rasa dan karsa suku Bugis Makassar. Tari Padduppa ini Sebagai lambang penghormatan keterbukaan dan perkembangan zaman yang tetap menjunjung tinggi adat kesopanan suku Makassar.
Selain tari paddupa, tari 4 etnis juga ikut memeriahkan kegiatan simposium yang dihadiri oleh 28 universitas yang bergabung dalam Himitekindo. Sebanyak 88 delegasi yang hadir pada Musyawarah Nasional Himitekindo kali ini.
Pada Musyawarah Nasional ke XII kali ini, Universitas Hasanuddin menjadi tuan rumah kegiatan yang akan berlangsung pada 21-28 Januari 2018 mendatang. Adapun beberapa agenda acara yang diusung oleh panitia adalah Forum Group Discussion (FGD).
Agenda FGD berlangsung di Ruang Sidang Lt. 2 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Minggu (21/1/2018). Dalam FGD ini para delegasi memaparkan berbagai materi di sektor maritim dan kelautan.
.
Panitia Munas XII Himitekindo juga mengadakan Simposium Nasional di Auditorium Prof, Amiruddin FK Unhas. Simposium dihadiri oleh Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia, Dr. TB Heru Rahayu, Api, M.si. Dia membawakan materi peranan pendidikan dan budaya maritim dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Pada abad 7 sampai abad 17 kita pernah jaya di laut, ayo kita kenbalikan kejayaan itu,” ujar TB Haeru Rahayu.
Dengan memaksimalkan misi kebijakan kelautan Indonesia, maka mimpi untuk mengembalikan kejayaan laut di Indonesia akan terwujud dengan baik. Meski tidak mudah memaksimalkan potensi kelautan, tambah Haeru, tetapi kita punya peta untuk menuju poros maritim dunia, pilar kebijakan, nawacita dan saat ini sedang diusahakan direalisasikan.
Selain itu, Ir. Sitti Chadidjah, M. Si selaku kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar juga memaparkan bagaimana peran penting untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. (*)
Komentar