JAKARTA – Penambahan kasus positif Covid-19 per 19 Januari bertambah 10.365 kasus, dengan jumlah kasus aktif 146.842 kasus atau persentasenya 15,8% dibandingkan rata-rata dunia 26,38%. Jumlah kesembuhan sebanyak 753.948 kasus atau 81,3% dibandingkan rata-rata dunia 71,48%.
Pada kasus meninggal dunia sebanyak 26.590 kasus atau 2,9% dibandingkan rata-rata dunia 2,13%. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyoroti tren penambahan kasus positif Covid-19 yang terlihat melonjak drastis.
“Tren kenaikan minggu ini, menjadi yang tertinggi yaitu mencapai 27,5%. Selain masih terjadinya penularan Covid-19, ada penyebab lain yaitu masalah verifikasi data yang terlambat masuk., sehingga menyebabkan penumpukan data di beberapa daerah,” kata Prof. Wiku Adisasmito, Selasa (19/1/2021) di Gedung BNPB Jakarta.
Ia meminta kedepannya tidak ada lagi toleransi terhadap delay atau keterlambatan data yang masuk. Pasalnya, karena menyangkut keterlambatan data masuk ini sangat krusial dalam pengambilan keputusan.
“Dengan data yang tidak realtime, maka kebijakan yang dikeluarkan, tidak tepat waktu, sehingga menjadi tidak efektif,” kata Prof. Wiku Adisasmito.
Ditambahkan Wiku, Satgas Penanganan Covid-19 meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah daerah (Pemda) harus terus memperbaiki integrasi data Covid-19. Dengan begitu, dalam pelaporan data kedepannya dapat mengurangi gap (kekosongan) dan delay (penundaan) antara data pusat dan daerah. (*)