Lintas Terkini

Mendagri ke Balaikota Makassar, Bahas Dinamika Politik hingga Penanganan Pandemi

Mendagri Tito Karnavian

Mendagri Tito Karnavian didampingi Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto saat berkunjung ke Balaikota Makassar, Kamis (22/4/2021).

MAKASSAR — Menteri Dalam Negeri (Mendgari) Tito Karnavian berkunjung ke Balaikota Makassar, Kamis (22/4/2021). Bahas dinamika politik hingga penanganan pandemi Covid-19.

Kehadiran Tito disambut Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi, serta pejabat eselon II lingkung Pemkot Makassar, di Ruang Siapakatau, Balaikota Makassar.

Tito banyak menyampaikan sejumlah arahan terkait perkembangan yang terjadi di Makassar selama beberapa waktu terakhir. Termasuk dinamika politik yang sedang hangat diperbincangkan publik.

Menurut Tito, dinamika politik yang terjadi di Makassar merupakan hal yang wajar. Apalagi, Makassar merupakan kota terbesar yang mewakili Indonesia Timur.

“Kita tahu ada dinamika politik di Kota Makassar pasca tidak ada pejabat definitif. Pejabat yang definitif itu memiliki legitimasi yang lebih kuat karena dipilih rakyat. Sementar penjabat tidak,” kata Tito.

Namun, dia meminta dinamika politik yang terjadi saat ini dapat segera dilendalikan. Apalagi momen Pilkada serentak telah usai. Rakyat sudah memilih pemimpin dengan angka yang cukup besar, yakni 41,3 persen untuk pasangan Moh Ramdhan Pomanto dan Fatmawati Rusdi.

“Saya ingin melihat Makassar cepat bangkit dan melompat lagi. Karena Makassar ini penting menjadi hal penting di Indonesia Timur,” ujar Tito menambahkan.

Selain dinamika politik, Tito juga menyinggung penanganan pandemi secara nasional. Dia berharap Kota Makassar bisa menjadi salah satu daerah yang dapat segera mengendalikan penularan Covid-19.

Tito memberi contoh kasus pandemi Covid-19 di India. Sebelumnya, India dapat mengendalikan penularan. Namun kemudian kembali melonjak. Kematian sampai 2.000 orang per hari.

“Kremasinya buka 24 jam, terjadi lockdown, dan mata uangnya jatuh, drop terdalam sepanjang sejarah India,” ucap mantan Kapolri itu.

Tito menambahkan, jika mata uang sudah jatuh maka akan menimbulkan krisis ekonomi. Semua akan menjadi panik. Daya beli masyarakat juga tentu akan turun.

“Oleh karena itu angka naik sedikit cepat dikencengin. Begitu makin turun, cepat periksa obat, tenaga kesehatan, kemudian percepatan testing dengan sistem GeNose segala macam,” pesannya.

Setelah itu tertangani, kata Tito, pemerintah baru bisa menggenjot pemulihan ekonomi secara masif.(*)

Exit mobile version