Logo Lintasterkini

Menjelang Lebaran, Kementan Jaga Strategi Produksi Pangan

Andi
Andi

Kamis, 22 April 2021 13:54

PD Pasar Makassar Raya melakukan pemantauan harga cabai di Pasar Pabaengbaeng
PD Pasar Makassar Raya melakukan pemantauan harga cabai di Pasar Pabaengbaeng

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak menghadapi Lebaran 2021. Menjaga strategi produksi komoditas pangan untuk mengamankan ketersediaan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan berbagai langkah strategi produksi dan distribusi pangan telah dipersiapkan Kementan.

“Ada 11 komoditas utama yang kami pantau secara ketat. Ketersediaannya kami pastikan tidak mengalami kekurangan, sehingga masyarakat aman dan nyaman menjalankan ibadah puasa dan menyambut lebaran,” kata Kuntoro, Kamis (22/4/2021).

Sebanyak 11 komoditas tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng. Kementerian Pertanian memantau 11 komoditas tersebut secara harian dan juga memantau kebutuhannya.

“Kementan punya sistem monitoring komoditas pertanian harian, baik aspek produksi maupun stok, termasuk harga, yang cukup baik menggambarkan kondisi riil di masyarakat. Dengan sistem ini kami monitoring daerah surplus dan defisit sehingga langkah antisipasi maupun supportif bisa dilakukan dengan cepat,” jelasnya.

Mengenai masih adanya beberapa komoditas yang belum sepenuhnya bisa dipenuhi dari dalam negeri, Kuntoro menilai upaya impor yang dilakukan pemerintah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab untuk terus memenuhi pangan rakyat.

Kuntoro meyakini bahwa perlahan-lahan kebutuhan pangan yang masih disubstitusi dari negara lain tersebut akan dapat dipenuhi melalui kerja keras semua pihak untuk meningkatkan produksi dalam negeri dengan berbagai strategi yang dipersiapkan Kementerian Pertanian.

Selain itu Kuntoro menyebut saat ini industri pangan dalam negeri juga berkembang pesat, termasuk industri pangan berorientasi ekspor, sehingga beberapa bahan pangan dengan variasi jenis komoditas tertentu didatangkan dari luar.

“Sebagai contoh jagung, ada kebutuhan khusus impor turunan jagung yang volumenya kecil dibandingkan produksi nasional yang di atas 24,95 juta ton. Begitu juga beras khusus dan turunan beras, tidak sampai 1 persen. Kita masih bisa kendalikan ini,” jelas Kuntoro.

Kuntoro menilai adanya komoditas pangan untuk kebutuhan khusus ini malah menjadi peluang bagi petani lokal, bahkan start up pertanian dan petani muda yang inovatif untuk dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri yang yang terus meningkat.

“Penduduk kita terus bertumbuh. Industri pangan juga berkembang pesat. Bersyukur kita produksi pangan dalam negeri juga mampu memenuhi. Jadi mari kita fokus dan dukung terus pertanian Indonesia dengan energi positif dan menjaganya bersama. Jangan membuat polemik dan isu yang meresahkan petani, hingga membuat harga domestik hancur dan semangat mereka melemah,” kata dia.(*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...