LINTASTERKINI.COM – Sejak sebelum ditentukan siapa saja pasangan calon (paslon) yang akan maju menjadi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, saya sudah menentukan kepada siapa dukungan akan diberikan. Pilihan dukungan saya tidak mengikut hiruk-pikuk polling.
Bahkan juga tidak mengikut berapa besar partai pendukung, bahkan tidak juga karena partai politik. Karena pastinya memang saya bukan orang partai. Dukungan dari awal saya berikan kepada Agus Arifin Nu’mang, bahkan pada saat belum terdengar di publik apakah akan maju atau tidak.
Situasi ini menjadikan berbagai poling menempatkan beliau di posisi terendah. Bagaimana tidak, masyarakat memang belum tahu apakah Mantan Wakil Gubenur Sulsel tersebut maju atau tidak?
Baca Juga :
Ketika itu Agus Arifin Nu’mang belum menentukan calon wakilnya. Masih terjadi pembicaraan liar tentang siapa sosok yang paling cocok mendampingi beliau. Bahkan ketika itu belum satu pun partai yang tertarik memberi dukungan.
Saya masih ingat respon seorang petinggi partai ketika iseng-iseng, tapi serius mengirimkan pesan lewat WA meminta partainya bisa menjadi salah satu partai pengusung Pak Agus. “Masih digodok ustadz. Tapi Pak Agus masuk salah seorang yang kita pertimbangkan,” katanya.
Belakangan partai itu mengusung kandidat lain, yang justeru juga diusung oleh partai yang dianggap sangat kontras dengan visi dan misinya. Saya kemudian sadar. Itulah politiik. Fakta yang ada depan mata kerap terjadi “unpredictable” (tanpa disangka-sangka).
Dukungan saya kepada paslon yang berurut nomor 2 (dua) ini semakin mantap setelah diputuskan bahwa calon Wagubnya adalah sosok purnawirawan jenderal yang sangat santun. Beliau bukan orang baru di SulSel. Tapi putra mantan Gubernur SulSel, Ahmad Lamo.
Bersama dengan Pak Agus, cawagub Tanribali Lamo akan menjadi pemimpin Sulsel yang luar biasa. Karena pengalaman keduanya tidak lagi diragukan. Bapak Tanribali adalah mantan caretaker Gubernur di empat propinsi di Indonesia. (*)
Komentar