LINTASTERKINI.COM – Sistem imun adalah suatu organisasi yang kompleks di dalam tubuh yang biasanya dirancang untuk “mencari dan menghancurkan” penyusup tubuh atau kuman penyebab penyakit, termasuk penyakit menular.
Pasien dengan gangguan autoimun seringkali memiliki antibodi yang tidak biasa, yang beredar di dalam darah mereka dan menargetkan jaringan tubuhnya sendiri.
Tidak semua penyandang gangguan autoimun sadar mereka memiliki kondisi tersebut, sehingga memahami jenis-jenis gangguan autoimun beserta gejalanya menjadi sangat penting. Ini supaya jika Anda mengalaminya, Anda bisa curiga dan segera memeriksakan diri ke dokter. Beberapa gangguan autoimun yang sering terjadi di antara adalah:
Baca Juga :
Radang sendi
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang biasanya menyebabkan peradangan pada sendi dan jaringan meliputinya. RA juga dapat memengaruhi organ-organ tubuh yang lain.
Gejala RA yang umum adalah nyeri sendi, kelelahan, nyeri otot, lemas dan lemah, kehilangan nafsu makan, dan sendi terasa kaku di waktu pagi.
Gejala lebih lanjut meliputi peradangan atau kemerahan pada kulit, demam ringan, radang selaput dada (radang paru-paru), anemia, tangan dan kaki tak bisa bergerak, mati rasa atau kesemutan, pucat, dan mata terasa panas dan gatal.
Penyakit ini dapat muncul pada usia berapa pun, meski penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih rentan terhadap RA dibandingkan laki-laki. Faktor-faktor seperti infeksi, gen, dan hormon dapat meningkatkan risiko RA. Perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Multiple Sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan pecahnya zat lemak pelindung saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Gejala umumnya antara lain adalah kelelahan, pusing, mati rasa atau lemah di satu sisi tubuh, neuritis optik (kehilangan penglihatan), penglihatan ganda atau kabur, keseimbangan goyah atau kurangnya koordinasi, tremor, kesemutan atau nyeri di bagian tubuh tertentu, dan usus atau kandung kemih masalah.
Penyakit ini lebih umum di kalangan mereka yang berumur 20- 40 tahun, meski dapat juga terjadi pada semua usia. Perempuan berisiko MS dibandingkan laki-laki.
Fibromyalgia
Kondisi autoimun kronis ini menyebabkan nyeri tubuh yang tersebar luas di otot dan sendi. Gejala lainnya termasuk kelelahan, iritasi usus, gangguan ingatan, jantung berdebar, gangguan tidur, migrain, kesemutan, dan nyeri tubuh.
Wanita lebih mungkin untuk mengalami fibromyalgia dibanding laki-laki. Biasanya, fibromyalgia diderita oleh orang berumur di antara 20 sampai 50 tahun.
Gejala fibromyalgia sering dipicu oleh trauma fisik atau emosional, tetapi dalam banyak kasus tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi sebagai sebab dari gangguan tersebut.
Penyakit Celiac
Penyakit celiac adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak bisa menoleransi konsumsu gluten. Gluten adalah sejenis protein yang ditemukan dalam semua bentuk gandum dan biji-bijianserupa seperti rye, barley, dan triticale. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia.
Di antara orang dewasa, kondisi ini kadang-kadang terwujud setelah operasi, infeksi virus, stres emosional yang berat, kehamilan, atau melahirkan. Sedangkan, anak-anak dengan kondisi ini, sering mengalami gangguan pertumbuhan, muntah, perut kembung, dan perubahan perilaku.
Gejala Celiac bervariasi pada setiap orang, di antaranya adalah sakit perut, sembelit atau diare, penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, anemia, nyeri tulang dan sendi, kelelahan, lemah atau kekurangan energi.
Gangguan ini paling umum terjadi di Kaukasia di antara orang-orang keturunan Eropa. Wanita lebih sering terkena penyakit Celiac dibandingkan laki-laki.
Ulcerative colitis
Penyakit radang usus ini sebagian besar memengaruhi usus besar dan rektum, ditandai dengan nyeri perut dan diare. Gejala lain termasuk nyeri sendi, mual dan muntah, penurunan berat badan, dan perdarahan gastrointestinal.
Setiap kelompok usia dapat mengalami penyakit ini tetapi lebih lazim terjadi di antara usia 15 sampai 30 tahun dan 50 sampai 70 tahun.
Orang-orang dengan riwayat keluarga ulcerative colitis dan orang-orang keturunan Yahudi lebih berisiko terkena gangguan autoimun ini. Gangguan tersebut mempengaruhi 10 sampai 15 per 100.000 orang. (*)
(sumber : kompas.com)
Komentar