JAKARTA – Kementerian Pertahanan mengimbau kepada nelayan serta pelaku usaha pelayaran dan perkapalan untuk menghindari perairan selatan Filipina guna menghindari insiden penculikan yang telah terjadi berkali-kali. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan pihaknya telah mengeluarkan imbauan itu.
“Kan Saya sudah bilang, jangan ke situ, jangan ke situ. Masih saja ke situ,” ujar Menhan di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (21/11/2016).
Pada Sabtu (19/11/2016), sebuah kapal ikan yang diawaki 2 ABK warga negara Indonesia (WNI) diculik di perairan Sabah. Menurut Kementerian Luar Negeri, sebuah kapal cepat yang diduga milik kelompok milisi Abu Sayyaf melakukan penyanderaan terhadap Sapurddin Kone dan Sawal Maryam.
Masih menurut Kemenlu, tim dari Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Tawau telah diterjunkan ke daerah Lahad Datu untuk menggali informasi mengenai penculikan tersebut. Pada 5 November 2016, 2 ABK WNI juga diculik di sekitar perairan selatan Filipina yang berbatasan dengan wilayah teritorial Malaysia tersebut.
Ryamizard mengungkapkan patroli bersama 3 negara, yakni Indonesia, Filipina dan Malaysia, sebelumnya telah berhasil menumpas hingga 400 anggota Abu Sayyaf. “Ya patroli bersama itu sudah efektif.” ujarnya. (*)