MAKASSAR – Aparat kepolisian di Makassar sulit mengungkap penyebab kematian salah seorang mahasiswi asal UNM, Atika Amalia Yudin.
Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Hal itu disampaikan Koordinator Tim Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Bripka Sultan kepada LINTASTERKINI.
“Jenazah korban sudah dijemput dan diambil keluarga. Tidak diautopsi. Pihak keluarga menolak,” kata Bripka Sultan via telepon seluler, Jumat (23/04/2021).
Tim Inafis Polrestabes Makassar telah melakukan serangkaian penyelidikan dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Akan tetapi, penyelidikan itu kandas. Yang menurut Kapolsek Rappicini, Kompol Ashari, kuncinya ada pada hasil autopsi.
Dengan begitu, dirinya tidak mau menyimpulkan lebih dini. Apakah korban tewas karena bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan.
“Hasil medis yang menentukan. Semakin sulit diselidiki karena autopsi ditolak pihak keluarga,” tuturnya.
Kendati begitu, polisi berpangkat satu bunga melati ini bilang, sebelum ditemukan tewas, korban sudah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Tetapi gagal.
“Ini menurut keterangan beberapa saksi. Termasuk informasi dari rekannya. Belum ada mengarah ke situ (bunuh diri). Dari keterangan rekannya, korban ada problem keluarga. Ada tekanan. Sudah beberapa kali mau bunuh diri tapi gagal,” ungkap Kompol Ashari.
Sejauh ini lanjutnya, penyidik telah mengambil sedikitnya lima keterangan saksi.
Korban sendiri diketahui, ditemukan tewas di kamar kosnya di Komplek P & K, Jalan Talasalapang II, Kecamatan Rappocini, Rabu malam (21/04/2021), dalam keadaan tertelungkup.
Atika lahir di Desa Ussu, Malili, Luwu Timur (Lutim) pada 5 Maret 2000.
Menurut pengakuan paman korban, Agus Samsi, sebelum ditemukan tewas, keponakannya itu mengurung diri di dalam kamar kosnya sejak Rabu sore . (*)