Lintas Terkini

Wow, 131 Juta Netizen Bicarakan Tour de Flores

JAKARTA – Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menjadi sorotan dunia. Sejak digulirkan 19 Mei silam, Tour de Flores (TdF) sudah digunjingkan 131 juta netizen di jagad maya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, menggelar even internasional seperti Tour de Flores merupakan cara yang paling cepat dan mudah untuk memperkenalkan pariwisata Flores ke seluruh penjuru dunia. “Media sosial sudah menggemakan TdF 2016 ini menyebar ke secara luas,” kata Arief Yahya, kemarin.
Twitter ramai, instagram heboh, Facebook juga ikut disapa topic Tour de Flores. Semua ramai memperbincangkan alam Larantuka, Maumere, Ende, Danau Tiga Warna, Ruteng dan Labuan Bajo yang berpanorama eksotis.

“Amazing views of Flores #TdFlores @tourdeflores,” tulis akun @ProCyclingStats. “Great coastal road in the first kilometers of stage 3,” sahut akun @mick1_hayden. “Perfect Kelimitu. What a brilliant day,” timpal pemilik akun @KRDcycling. “Beautiful Indonesia,” tulis akun @xiaomeii.
Faustinus Wundu, Managing Tour de Flores, mengungkapkan, ajang balap sepeda ini berdampak luar biasa dalam melecut pengembangan pariwisata sebagai lokomotif utama pembangunan daerah di sekitar arena tour.

“Tour de Flores menjadi even milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang didukung penuh oleh Pemerintah Pusat dibawah koordinasi Menko Maritim dan Sumber Daya. Efeknya sangat luar biasa. Lihat saja boomingnya di jagad maya. Twitter, Facebook, YouTube, Instagram, semua ramai,” ujar Faustinus Wundu, Senin (23/5/2016).

Meski persiapannya mepet dan baru dilaksanakan akhir 2015, para peserta asing tetap antusias mengikuti ajang balap sepeda berkala 2.2 itu. Hanya akomodasi saja yang masih menjadi PR pihak penyelenggara. “Banyak peserta yang tidak mendapatkan hotel. Mereka terpaksa beristirahat di rumah-rumah khalwat yang dikelola para biarawati Katolik.” papar Wundu.

Didin Junaidi, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, ikut angkat suara. Ramainya perbincangan di dunia maya, menurutnya, merupakan cerminan keberhasilan gelaran suatau even. Bagi Didin, ini merupakan sarana yang penting untuk mempromosikan wisata di suatu kawasan.
“Ada kemungkinan mereka-mereka yang mengikuti lomba akan datang secara individual00,” ujarnya. Dia mengatakan tantangan terbesar pemda di lokasi pelaksanaan sport tourism adalah mengemas atraksi wisata yang melibatkan masyarakat lokal. Utamanya kelompok-kelompok usaha kecil hingga sektor pariwisata ini mampu memberi manfaat ekonomi.

Yupiter Marenos Lada, praktisi pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT), mengamini apa yang dikatakan Didin Junaidi. Menurutnya, agar provinsi itu bisa merebut perhatian wisatawan lokal, domestik dan mancanegara, maka salah satu langkah yang harus dilakukan adalah menyiapkan destinasi yang terkonsep dan terintegrasi seperti Tour de Flores dan Visit Komodo.

“Pemda harus menyiapkan akses dan fasilitas transportasi menuju ke daerah tujuan wisata. Harus ada pula informasi destinasi pariwisata yang jelas di tiap kabupaten, kecamatan, bahkan desa. Langkah lainnya, bisa juga dengan membuat desa wisata,” ujarnya. [*]

Exit mobile version