GOWA – Jamaah Majelis An Nadzir Mawang menetapkan 1 Syawal 1438 Hijriyah jatuh pada Jumat (24/6/2017). Walau begitu, rencananya shalat Idul Fitri bagi jamaah ini akan dilaksanakan pada Sabtu (24/6/2017) besok pagi.
Sementara itu buka puasa bersama menutup akhir ramadhan telah dilaksanakan pada Jumat (23/6/2017) sekira pukul 10.33 Wita, dan bukan berbuka pada sore harinya sebagaimana umat muslim kebanyakan.
Menurut petinggi An Nadzir Mawang, ustadz Lukman A. Bakti, bahwa pada sekitar pukul 10.33 Wita telah terjadi pergantian bulan dari Ramadhan ke bulan Syawal. Sehingga bulan Ramadhan tahun ini hanya sampai pada hari Jumat (23/6/2017) sekitar pukul 10.33 Wita, dan setelahnya itu sudah masuk tanggal 1 Syawal.
“Jadi hari ini, Jumat, adalah 1 Syawal yang pergantian bulannya terjadi pada pukul 10.30 pagi. Sedangkan diharamkan kita berpuasa pada tanggal 1 Syawal jadi kami mengakhiri puasa Ramadhan. Tetapi karena tidak disunnahkan kita melakukan shalat Ied Idul Fitri pada siang harinya , maka shalat Ied Idul Fitri kita selenggarakan besok Sabtu pagi,” jelas ustadz Lukman.
Menurut ustadz Lukman, dalam menetapkan tanggal 1 Ramadhan maupun 1 Syawal, An Nadzir menerapkan metode Hisab, Rukyah, dan fenomena alam.
“Landasannya, berpuasalah kamu dengan melihat bulan. Itu benar, tapi bulan mana yang akan dilihat, sebab ada dua objek bulan yang dapat dilihat, yakni bulan yang akan terbit dan bulan yang akan habis atau tenggelam. Jika mau melihat bulan yang mau terbit di barat maka mustahil dapat terlihat pada posisi bulan satu sebab posisi bulannya berada di bawah ufuk atau garis horizontal. Potensinya terlihat hanya pada posisi bulan ke dua atau ke tiga. Sedangkan bulan yang sangat mungkin dapat terlihat jelang terbitnya walau dengan mata telanjang adalah bulan yang mau habis. Ketika bulan yang terbit di timur pada subuh hari sudah menunjukkan habis atau hampir tenggelam, maka bisa dipastikan bahwa esoknya itu adalah bulan satu walau tidak diteropong. itu yang kami terapkan. Selanjutnya tinggal mencari tahu jam berapa terjadi perpisahannya,” papar ustadz Lukman. (*)