MAKASSAR – Seorang penumpang Kapal Motor Madani yang ditemukan tewas gantung diri di atas kapal tersebut, ternyata merupakan anggota TNI desersi. Korban bernama lengkap Serda Wowok Ari Subekti (NRP. 310110174440982), dengan jabatan Baur Minlat Prarugas Satlat, Kesatuan Satuan Induk Bais TNI.
Jasad korban yang tiba di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar dengan menumpangi KM Madani, dinakhodai Daud Madya. Kapal laut ini tiba, Senin(23/10/2017), sekira pukul 11.45 Wita.
Jasad korban yang tiba di Makassar selanjutnya langsung dilakukan pemeriksaan oleh pihak Kepolisian, kesehatan pelabuhan, Pihak Bais TNI Wilayah Sulawesi selatan dan Pomdam XIV/Hasnuddin.
Sertelah pemeriksaan dilakukan, korban dievakuasi ke RS Pelamonia Makassar didampingi keluarga korban bersama Letkol Arm Popy Wahyudi selaku Dantim Satgas Wijaya Wilayah Sulsel. Di RS pelamonia, jasad korban kembali diperiksa oleh dr. Pratiwi Sugeswana.
Usai pemeriksaan di RS Pelamonia, jasad korban dibawa ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dengan menggunakan mobil ambulance. Sedianya jasad korban akan diberangkatkan menuju Bandara Adi Cucipto Jogjakarta, karena jenazah korban disemayamkan di Kabupaten Bantul.
Dari catatan almarhum ini, diketahui jika ia berstatus desersi dari Satuan Induk Bais TNI. Korban sudah sekitar 3 bulan akan dikembalikan ke Mabesad dari Satuan Induk Bais TNI, sehingga diduga depresi hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
[NEXT]
Almarhum memiliki istri bernama Rahayu Purwandari. Namun juga kabarnya sementara dalam proses cerai. Istri korban beralamat di Kabupaten Bogor. Dari perkawinan almarhum bersama Rahayu dikaruniai dua orang anak yakni Ripaya yang duduk di bangku SD kelas VI dan Nessy kelas I SD.
Selain dari istrinya yang dikaruniai dua orang anak, diketahui juga jika almarhum memiliki istri siri bernama Nurmawati. Hubungan keduanya masih berjalan dalam kurun satu tahun belakangan ini. Hubungan pasangan suami istri ini diketahui semenjak almarhum mendapat tugas Satgas Bais di Papua.
Sebelumnya diberitakan, jika kematian Serda Wawok ini menghebohkan penumpang KM Madani. Dia ditemukan tewas gantung diri di atas kapal dek 1. Menurut keterangan Iwan Rusli (41), yang merupakan penjaga kantin kapal, mendengar dari salah satu penumpang perempuan asal Balikpapan tujuan Makassar menyampaikannya jika ada orang yang gantung diri di pintu keluar kelas ekonomi Dek 1.
“Setelah mendapat informasi dari salah seorang penumpang kalau ada yang gantung diri di dek 1, saya langsung meneruskan laporan kepada Muallim 2 (Belly Erlangga). Selanjutnya dilakukan proses evakuasi terhadap jasad korban,” tutur saksi, Iwan Rusli.
Istri siri almarhum, Nurmawati (39), warga Desa Towatta Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar menceritakan awalnya mengenal almarhum saat dia berkunjung ke Sleman, Jogjakarta selama sepekan pada Bulan Juli 2017 lalu. Selanjutnya dia bersama korban ke Jakarta dan menetap hidup kos-kosan selama 2 (dua) bulan di Jalan Kalibata, Jakarta Selatan hingga akhirnya di Bulan September menuju Kalimantan.
“Sekitar akhir September 2017 saya bersama korban menuju Kalimantan dan tinggal di rumah orang tua saya di Jl. Bukit Ilanu Kelurahan Sambaleung, Provinsi Kalimantan Timur. Disana, korban berusaha melamar pekerjaan ke perusahaan, tapi tidak diterima. Karena biaya hidup di Kalimantan sangat besar, saya ajak korban ke Makassar, hingga akhirnya dia bunuh diri di atas kapal,” urai Nurmawati sambil berlinang air mata. (*)