
Ketua KPU Kepulauan Selayar, Zulfinas Indra bersama Mantan Kapolres Kepulauan Selayar di Dermaga Rauf Rahman Benteng
SELAYAR – Pengalaman adalah guru yang paling berharga dalam kehidupan. Pepatah ini, mungkin tepat untuk menggambarkan perjuangan panjang, KPU Kepulauan Selayar, sebagai lembaga yang bertugas menjadi penyelenggara seluruh tahapan pemilihan umum pada level kabupaten/kota.
Baca Juga :
Tanpa terasa, sembilan tahun sudah, KPU Selayar melewatkan masa pengabdian terbaiknya sebagai mitra sejajar bawaslu yang berkewajiban menjamin terimplementasikannya prinsip-prinsip penyelenggaraan pemilu, sebagaimana ketentuan UU. Terutama untuk terselenggaranya, tahapan pemilu yang menganut asas jurdil (jujur, adil, langsung, umum dan rahasia) dengan tetap mengedepankan unsur transparansi, guna mendorong terciptanya, hasil pemilu yang berkepastian hukum tetap.
Setelah sembilan tahun menunaikan tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga penyelenggara pemilu independen yang berkewajiban untuk mengakomodir beragam aspirasi dan tuntutan dari berbagai pihak. Maka, ukuran netralitas dan capaian kinerja KPU Kepulauan Selayar. dipastikan telah teruji dan bukan lagi sebuah hal yang perlu disangsikan, baik dari sisi kredibilitasnya maupun dari sisi kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing anggota dan perangkat di dalam lembaga Komisi Pemilihan Umum, itu sendiri.
Masa pengabdian, selama kurun waktu sembilan tahun terakhir pun telah sangat banyak menyiratkan pengalaman berharga di kalangan anggota KPU Kepulauan Selayar. Minimalnya, pengalaman berhadapan dengan tipikal manusia berkepribadian berbeda-beda dengan tingkat disiplin ilmu yang bervariatif pula. Berawal dari pengalaman itu, perlahan tapi pasti, mentalitas, karakter, dan kepribadian anggota KPU Kabupaten Kepulauan Selayar mulai terbentuk sebagai insan penyelenggara tahapan pemilu yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan serta tetap memegang teguh prinsp idealisme.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, kematangan, sikap rasionalisme yang dibarengi dengan kedewasaan berpikir dan berbuat telah berhasil mengantarkan segenap jajaran anggota KPU di daerah itu, untuk lahir dan tumbuh menjadi anggota KPU yang sarat dengan nuansa pengalaman dan senantiasa mengedepankan sikap profesionalisme di dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Aksi unjuk rasa menolak keputusan KPU, kritikan, cercaan, dan sorotan yang selama ini diperhadapkan masyarakat kepada komisi pemilihan umum sebagai lembaga penyelenggara tunggal pemilu senantiasa dihadapi dengan kepala dingin.
Cemo’ohan dan hinaan, justeru dijadikan sebagai cambuk serta motivasi untuk terus meningkatkan profesionalisme kerja komisi pemilihan umum Kabupaten Kepulauan Selayar yang dari waktu ke waktu semakin banyak menampakkan perubahan positif. Tak heran, bila lembaga komisi pemilihan umum di daratan Bumi Tanadoang betul-betul telah terlahir sebagai sebuah institusi penyelenggara pemilu yang dapat dipercaya untuk menjaga keutuhan demokrasi bangsa dan mampu menggerakkan serta mendorong tingkat perluasan dan partisipasi masyarakat terhadap proses penyelenggaraan pemilu secara masif, dan bukan malah sebaliknya.
Refleksi kematangan sikap anggota komisi pemilihan umum Kabupaten Kepulauan Selayar sangat jelas tergambar dari sikap independensi yang diperlihatkan jajaran penyelenggara pemilu di daerah paling selatan jazirah Sulawesi-Selatan ini di dalam rangkaian pelaksanaan tahapan Pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Periode 2013-2018.
Dimana anggota KPU Kepulauan Selayar, telah berhasil menyelenggarakan sluruh rangkaian tahapan pilgub Sulsel dalam suasana kondusif, aman, tertib dan damai, tanpa terpengaruh oleh angin intimidasi, intervensi dan pengaruh dari pihak manapun. Bukti lain kematangan sikap dan pengalaman anggota KPU Kepulauan Selayar juga sangat jelas terlihat dari beberapa lompatan-lompatan luar biasa yang telah diukirnya selama ini. Salah satu diantaranya, keberhasilan anggota KPU di dalam mensiasati kondisi geografis Kabupaten Kepulauan Selayar yang sepertiga wilayahnya terdiri dari bentangan laut luas.
Hingga, penyelenggaraan pemilihan umum yang terkadang harus terhambat oleh kondisi musim barat dan cuaca ekstrem, terkadang memaksa anggota KPU setempat, untuk menempuh langkah-langkah yang tidak lazim digunakan oleh lembaga KPU di daerah lain.
Semisal, mendistribusikan logistik pemilu dengan menggunakan armada kapal laut milik institusi polri. Sebut saja, KP Belibis. Kapal belibis merupakan kapal terbesar di dalam deretan armada kapal laut milik institusi Polri.
Kapal yang pertama kali digunakan untuk mendistribusikan logistik pemilu legislatif Kabupaten Kepulauan Selayar, pada tahun 2009 silam ini, memiliki ukuran panjang, 32 meter dan lebar, 7 meter. Di lantai empat kapal tersebut, terdapat sedikitnya dua buah senjata 12,7. Dua buah senjata standar patroli polisi Senjata otomatis ini bisa memuntahkan ratusan peluru dalam sekali kokang.
Kapal berawak 17 orang ini juga dilengkapi dengan dua unit perahu bermesin yang ditempatkan, pada posisi bagian belakang kapal. Setidaknya, begitulah profil kondisi kapal belibis bernomor seri 640 milik institusi Polda Sulselbar yang pernah diperbantukan di dalam kegiatan pengiriman logistik pemilu legislatif untuk menjangkau lima wilayah kecamatan kepulauan Selayar yang pada masa itu, terhalang oleh faktor cuaca ekstrem.
Sejarah baru pengiriman logistik pemilu kembali ditorehkan oleh jajaran KPU Kepulauan Selayar, menjelang hari “H†digelarnya pesta demokrasi pemilihan calon Gubernur Dan Wakil Gubernur, Sulawesi-Selatan, periode 2014-2018. Pasalnya, Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan daerah pertama di semenanjung Provinsi Sulawesi-Selatan yang pengiriman logistik pemilunya didistribusikan dengan menggunakan armada helikopter MI-17 milik TNI-AD.
Hal ini didasarkan pada besarnya semangat Ketua KPU Sulawesi-Selatan, Jayadi Nas yang berharap, penyaluran logistik bisa segera dirampungkan. “Kalau ada kendala, cepat dilaporkan supaya kami bisa tindaklanjuti,” ujarnya. (fadly syarif)
Komentar