Masyarakat di Lokasi Gempa Sulbar Abaikan Protokol Kesehatan

Masyarakat di Lokasi Gempa Sulbar Abaikan Protokol Kesehatan

JAKARTA — Pasca gempa bumi di Mamuju Jumat pekan lalu, korban terdampak masih tinggal di tempat-tempat pengungsian. Mereka masih trauma untuk kembali ke rumah masing-masing.

Meskipun kondisi di lokasi pengungsian serba terbatas, mereka tetap bertahan sampai saat ini. Namun sangat disayangkan, warga yang terdampak gempa bumi di Majene dan Mamuju Sulawesi Barat (Sulbar) tidak lagi menghiraukan anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan.

Relawan dari lembaga medis dan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), yang juga seorang dokter spesialis ortopedi, dr Zecky Eko Triwahyudi mengatakan masih banyak masyarakat di lokasi bencana gempa bumi Sulawesi Barat yang mengabaikan protokol kesehatan.

“Kondisi di lapangan terlihat, masyarakat masih terlalu cuek dengan wabah (Covid-19) dan tidak menggunakan masker,” kata Zecky Eko Triwahyudi, Minggu, (24/1/2021).

Keadaan tersebut cukup menyulitkan tenaga kesehatan dan relawan yang ingin membantu para korban terutama dalam hal penanganan. Saat ini, lanjut dia, kemungkinan sudah ada personel yang positif COVID-19.

Hal itu tidak terlepas dari banyaknya masyarakat tidak patuh terhadap aturan protokol kesehatan. Untuk mengurangi kemungkinan terpapar virus di lokasi bencana, relawan dan tim medis dari MER-C terus mengedepankan dan memperkuat protokol kesehatan, terutama menjaga jarak fisik.

Lanjut dr. Zecky Eko, seluruh tenaga kesehatan, relawan dan pihak lainnya yang datang ke lokasi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene sudah bebas COVID-19. Pasalnya, sebelum diterjunkan ke lokasi, mereka terlebih dahulu wajib melakukan tes usap atau rapid test antigen.

“Kami juga terus melakukan edukasi bahaya pandemi COVID-19 kepada masyarakat terutama yang masih abai protokol kesehatan. Selain itu, ialah pencegahan diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” kata dr Zecky Eko. (*)