Lintas Terkini

Adanya Dukungan Golkar ke Jokowi Dinilai Imbas Dualisme

Presiden RI, Joko Widodo

JAKARTA – Meski pesta rakyat atau pemilihan presiden masih cukup lama, Partai Golkar akan mengukuhkan dukungan terhadap Joko Widodo atau Jokowi di Pemilu 2019, ketimbang mengusung kader internal untuk maju sebagai calon presiden.

Menanggapi hal ini, Pengamat Politik dari Lingkar Survei Indonesia, Amran Salam mengatakan, dukungan itu adalam imbas dari konflik dualisme kepengurusan diinternal partai. Partai Golkar pun terpecah, sehingga tidak ada waktu menyiapkan kader untuk diusung sebagai calon presiden.

“Saya kira begini Partai Golkar kan sedang dalam kondisi carut marut, artinya setelah dua tahun itu nyaris menguras energi partai Golkar dan tentunya terjadi perpecahan di tingkat pusat bahkan sampai tingkat daerah dan bawah,” kata Amran seperti dikutip dari inilah.com, Minggu (24/7/2016).

Menurut dia, langkah partai memang berat. Namun, secara pemikiran Partai Golkar tepat menentukan langkah itu. Golkar, kata dia akan mengambil keuntungan tersendiri atas keputusan tersebut. Antara lain adalah, elektabilitas partai akan melau merangkak naik.

“Karena pengalaman PDIP pun bisa unggul karena Jokowi efek mau tidak mau harus kita akui,” ujar Amran.

Selain itu, keputusan Golkar memberikan dukungan terhadap Jokowi sudah melalui perhitungan yang matang. Antara lain yakni, sudah memperhitungkan kekuatan Jokowi di bursa Pilpres mendatang.

“Karena kalau saya lihat dari sisi kerja objektif, untuk 2019 saya kira Jokowi masih cukup kuat. Saya kira langkah Golkar cukup cerdas mengkatrol keterpurukannya,” ujar Amran.

Dengan demikian, dia menepis bila langkah partai beringin itu merupakan pasrah pada keadaan usai menyelesaikan permasalahan dualisme kepengurusan. Sebab, politik itu dinamis.

“Bisa saja nanti berubah dalam waktu tiga tahun untuk membentuk seseorang menjadi presiden,” kata dia.

Namun, bila hal itu dilakukan oleh paratai Golkar, maka pun hasilnya kurang maksimal seperti yang diharapkan. “Saya kira Partai Golkar itu memang besar tapi lambat untuk menelurkan figur figur yang baik tidak seperti PDIP yang begitu cepat menciptakan kader kader Bu Resma diciptakan sebagai seorang yang cukup menurut saya depan tidak menutup kemungkinan akan menjadi menteri atau Gubernur,” kata dia.(*)

Exit mobile version