Logo Lintasterkini

Ketua GAPKI Bantah Korporasi Kelapa Sawit Bakar Hutan Papua

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Selasa, 25 Oktober 2016 21:00

Ilustrasi pembakaran hutan.
Ilustrasi pembakaran hutan.

JAKARTA – Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan mengatakan, kampanye hitam diduga dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing. Salah satu LSM itu seperti Mighty yang menyebutkan terjadinya kebakaran hutan di Papua tahun lalu akibat korporasi kelapa sawit, tudingan itu tidak berdasarkan fakta dan data akurat.

Menurut Fadhil, kampanye hitam yang dilakukan para LSM asing terhadap kebakaran hutan di Papua karena ulah korporasi kelapa sawit hanya sekadar dengan persepsi dan kepentingan kelompok mereka saja. Dia menegaskan, dirinya berani menjamin bahwa tindakan korporasi dalam industri pengelolaan kelapa sawit memiliki penghargaan terhadap pelestarian lingkungan hidup.

Fadhil menyatakan, ada kesalahan sudut pandang dilakukan LSM asing yang tidak memahami kondisi hutan Papua maupun di seluruh Indonesia. Ia menegaskan lagi, industri kelapa sawit yang dikelola korporasi di Indonesia tidak pernah berani melakukan pembakaran hutan. Alasannya, ada aturan dan mekanisme yang harus dipatuhi.

“Kalau membakar hutan itu mencari risiko. Mereka (LSM Mighty) juga tidak paham standarisasi industri kelapa sawit. Kan ada ISPO, ada juga RSPO sebagai acuannya,” ujar Fadhil, yang juga merupakan anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN)

Guna mengatasi gangguan kampanye hitam yang kerap dilontakan LSM asing, seperti Mighty, terhadap industri kelapa sawit dengan isu kebakaran hutan, Fadhil menyarankan agar dilawan dengan data yang akurat juga. Dengan adanya data yang akurat, bisa membuktikan bahwa korporasi kelapa sawit tidak melakukan pembakaran hutan.

“Dihadapi saja. Data lawan data, kontra isunya dengan data-data yang ada bahwa tak terbukti melakukan pembakaran hutan,” tutur Fadhil.

Terkait dengan produksi dan ekspor kelapa sawit nasional, Fadhil menyebutkan, pada tahun ini mengalami penurunan dibandingkan periode tahun lalu. Persentase produksi dan ekspor kelapa sawit nasional tahun ini menurun sekitar 10%-15% dibandingkan tahun 2015.

Ia berpendapat agar kerjasama lintas sektoral antara pemerintah dan pelaku usaha semakin diperbaiki. Selain itu, perlu diterapkannya efisiensi pada industri kelapa sawit untuk terus meningkatkan produksi dan ekspor kelapa sawit nasional.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari akun media sosial maupun situs laman resmi LSM Mighty, diketahui organisasi tersebut dibentuk oleh Center for International Policy. LSM asing itu bekerjasama dengan Waxman Strategies, sebuah konsultan politik besutan Henry Waxman, mantan Senator Amerika Serikat. (*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...