JAKARTA – Puluhan mahasiswa dari Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam berunjuk rasa di depan kedutaan besar Myanmar di Jakarta, Kamis (25/11/2016) siang terkait situasi kemanusiaan terhadap warga Rohingya beberapa bulan terakhir. Massa berorasi mengutuk kekerasan yang terjadi di wilayah Rakhine dan meminta bertemu langsung dengan perwakilan kedutaan untuk menyampaikan tuntutannya.
Permintaan massa untuk melakukan pertemuan langsung diterima Sekretaris III Kedubes Myanmar Mr. Win yang menemui dua orang perwakilan HIMA Persis. Dalam pertemuan itu, Ceceng Walilullah dari Pimpinan Pusat HIMA Persis dan Sekjen Persis Ryan Alfiana menyampaikan beberapa tuntutan kepada Pemerintah Myanmar.
“Kami memberikan pernyataan dari HIMA Persis kemudian tuntutan agar penindasan segera diselesaikan, penindasan segera ditiadakan dan diberi hak-hak sebagai warga negara, hak-hak sebagai umat manusia, hak-hak sebagai warga Muslim di sana,” kata Ceceng.
Kelompok massa yang berhimpun dalam HIMA Persis meminta keterbukaan informasi. Sebelumnya jurnalis-jurnalis tidak bisa Rakhine. Mereka juga meminta Pemerintah Myanmar membuka semua keran informasi.
“Kami juga meminta bantuan dari warga Indonesia untuk warga Myanmar tidak dihalangi dan dibukakan pintu selebar-lebarnya untuk bantuan dari warga mana pun untuk warga Rohingya,” tambahnya.
Tuntutan perwakilan Hima Persis diterima oleh Sekretaris III Kedutaan Besar Myanmar Mr. Win. Ia berjanji akan secepatnya menyelesaikan konflik di Myanmar. Pihak kedutaan juga berjanji untuk segera memberikan informasi kepada publik Indonesia mengenai keadaan sesungguhnya yang terjadi di negara tersebut dan menerima bantuan untuk warga Rohingya melalui jalur kedutaan.
Selain unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar, massa Hima Persis juga menggelar demonstrasi serupa di depan istana negara dan sekretariat negara. Hima Persis meminta Pemerintah Indonesia untuk melakukan tindakan untuk menyelesaikan konflik di Myanmar.
Ceceng menegaskan, akan memberi waktu beberapa pekan kepada Pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan kejahatan kemanusiaan terhadap warga Rohingya.
“Jika hal ini tidak dipenuhi dan kekejaman berlanjut, Hima Persis akan menggelar aksi yang lebih besar dan menuntut duta besar Myanmar untuk meninggalkan Indonesia,” tandasnya. (*)