JAKARTA – Kebutuhan pembiayaan infrastruktur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 mencapai Rp4.796 triliun. Di tengah kebutuhan yang begitu besar, diperlukan inovasi dalam pembiayaan infrastruktur.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, skema Kerja Sama Badan Usaha menjadi salah satu solusi, yang dapat dijadikan alternatif lain untuk menggenjot pembangunan infrastuktur.
Ini tidak hanya menjadi tambahan bagi kas keungan negara, namun juga dapat memberikan ruang investasi bagi swasta, dan kesempatan pemerintah dan pengusaha untuk bekerja sama dalam membangun Indonesia.
Sampai saat ini, Kementerian Keuangan telah menunjukkan komitmennya dan kesiapannya dalam mendukung skema KPBU. Di antaranya adalah menyediakan fasilitas dan dukungan pemerintah, yaitu fasilitas penyiapan proyek, dukungan kelayakan, dan penjaminan infrastruktur.
“Ini merupakan inovasi dari kami selaku pengelola fiskal. Dengan skema KPB, bukan berarti APBN tidak diperlukan. Tetapi dialokasikan dengan pola yang berbeda, dimana kami yakini pola ini lebih efisien dan akuntabel,” jelas Ani, sapaan akrab Sri Mulyani Indrawati, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/11/2016).
Inovasi lainnya, berbentuk pengembalian investasi melalui pembayaran ketersediaan layanan. Ini akan mengubah paradigma penyediaan infrastruktur, di mana tidak lagi berdasarkan pembangunan fisik infrastruktur namun berorientasi pada penyediaan layanan publik.
Ia pun menjabarkan tiga institusi pengelola fasilitas fiskal yang terdiri dari Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur, PT PII, dan PT SMI yang menyatakan kesiapannya mendukung proyek KPBU.
Skema ini terbukti efektif, dengan telah adanya sembilan proyek yang mencapai penandatanganan perjanjian KPBU. Tiga proyek di antaranya telah mencapai financial close. Ketiga proyek tersebut adalah CJPP, Palapa Ring Paket Barat, dan Palapa RIng Paket Tengah.
Berikut enam proyek lain yang telah menandatangani perjanjian KPBU. Secara keseluruhan, sembilan proyek ini memiliki nilai investasi mencapai Rp81,79 triliun.
– SPAM Umbulan dengan nilai investasi Rp2,1 triliun, dengan target financial close pada November 2016.
– Palapa Ring Paket Timur dengan nilai investasi Rp5,13 triliun, dengan target financial close Maret 2017.
– Tol Manado – BItung, dengan nilai investasi mencapai Rp5,1 triliun.
– Tol Balikpapan – Samarinda dengan nilai investasi mencapai Rp9,9 triliun.
– Tol Batang – Semarang dengan nilai investasi Rp11 triliun.
– Tol Pandaan -Malang dengan nilai investasi Rp5,9 triliun. (*)