MAKASSAR – Yayasan Hadji Kalla melalui LAZ Hadji Kalla, bersama dengan LPPM Kalla Institute, gelar Pelatihan Pemberdayaan Pesantren Mandiri.
Program inovatif ini bertujuan memberdayakan dan meningkatkan kapasitas tujuh pesantren terpilih di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara untuk mencapai kemandirian yang berkelanjutan.
Program pelatihan ini fokus pada berbagai aspek yang sangat penting dalam manajemen usaha, pengelolaan usaha mandiri pesantren, serta pelayanan konsumen.
Dengan bimbingan dan pengetahuan yang diberikan, pesantren-pesantren ini diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas layanan mereka, mengelola aset mereka dengan lebih efisien, dan secara keseluruhan berkembang menjadi entitas yang lebih mandiri.
Pesantren-pesantren yang terpilih untuk program ini telah dipilih secara cermat melalui proses yang selektif, diantaranya, Pesantren Al Liwa Luwu, Pesantren Zubdatul Asrar Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan, Pesantren Sayyidina Ubay Bin Sulawesi Selatan, Pesantren Tahfuz Ummul Qurra Sulawesi Tenggara, Pesantren Islam Amanah Putri Sulawesi Tengah, Pesantren Darussholihin Nahdlatul Wathan Sausu Sulawesi Tengah, dan Pesantren Ar Rahman Kabuloang Sulawesi Barat.
Materi pelatihan dimulai dari perencanaan strategis, model bisnis, manajemen keuangan, pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan pelayanan pelanggan. Program ini juga akan mencakup praktik terbaik dalam pengelolaan pesantren yang efektif dan berkelanjutan.
Andi Rifki, selaku Program Specialist Ekonomi LAZ Hadji Kalla mengungkapkan bahwa program ini diharapkan bisa memberikan manfaat besar bagi pesantren-pesantren terpilih dan akan membantu mereka menjadi pusat pembelajaran bisnis berkelanjutan yang unggul dan memberikan dampak positif pada masyarakat dan ekonomi lokal.
“Kami ingin melihat pesantren-pesantren yang kami bantu memiliki daya saing ekonomi yang kuat dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sekitar, terlebih lagi mereka memiliki potensi besar untuk mencapai kesuksesan dan memainkan peran penting dalam membangun masa depan pesantren yang lebih cerah. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada peserta pelatihan yang telah berpartisipasi dengan semangat dan tekad kuat,” ungkapnya.
Muhammad Sukri, Pengurus Pondok Pesantren Zubdatul Asrar menyampaikan ucapan terima kasihnya karena telah dipilih menjadi salah satu pemanfaat dari program ini. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang sangat berharga dalam mengelola usaha pesantren sehingga lebih efisien dan berkelanjutan.
“Kami telah belajar banyak tentang prinsip-prinsip manajemen modern, perencanaan strategis, dan bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam tindakan sehari-hari, dengan pelatihan ini akan membantu pesantren berkembang menjadi pusat pendidikan dan kesejahteraan yang lebih baik, memberikan dampak positif pada komunitas di wilayah kami, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal,” ungkapnya.
M Taufan Gunawan, selaku Dosen Kalla Institut yang membawakan materi pada pelatihan ini menceritakan pengalaman pribadinya dalam mengelola bisnis yang terkait dengan situasi pesantren, mengingat Ia juga pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Hal ini membuat materi pelatihan lebih hidup dan relevan bagi peserta, karena mereka merasa dipahami dan terhubung secara emosional yang mampu menciptakan ikatan antara pengetahuan bisnis dan nilai-nilai pesantren, sehingga peserta merasa termotivasi untuk menerapkan pembelajaran dalam konteks pesantren mereka.
“Dalam konteks pesantren, dimana konsumennya memiliki karakteristik yang unik, Kalla Institut menghadirkan metode pembelajaran bisnis yang spesifik dan relevan, sehingga tidak hanya mencakup pengetahuan tentang manajemen usaha, tetapi juga pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan ekspektasi konsumen yang unik serta manajemen resiko usaha” tambahnya.
Program pelatihan pemberdayaan pesantren mandiri adalah bagian dari komitmen LAZ Hadji Kalla untuk mendukung pendidikan dan pengembangan sosial di wilayah Sulawesi, khususnya dalam kerangka keislaman, dengan harapan bisa membantu pesantren tumbuh dan berkembang menjadi pusat edukasi yang tidak hanya mempertahankan nilai-nilai agama, tetapi juga mengintegrasikannya dengan manajemen usaha modern.(***)