MAKASSAR – Wali Kota Makassar terpilih, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto membentuk Tim Transisi, diketuai Prof Yusran Jusuf. Akan bertugas mengevaluasi seluruh kebijakan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, yang saat ini dijabat Prof Rudy Djamaluddin.
Prof Yusran pun telah bertemu dengan Danny Pomanto, Selasa (26/01/2021). Keduanya nampak santai di salah satu rumah makan di Makassar. Turut hadir Ketua DPRD Makassar, Rudianto Lallo, dan Tim Transisi lainnya, Prof Aminuddin Ilmar dan Iqbal Djalil.
Menurut Danny Pomanto, Tim Transisi ini juga akan merumuskan langkah-langkah kongkrit. Menyesuaikan dengan visi-misi dan program strategis Danny-Fatma. Juga melibatkan ahli tata ruang, Dr Naidah Naing.
Saat ini pun, Danny Pomanto masih mencari figur tokoh berlatar belakang kepakaran di bidang pendidikan.
“Sebelum pelantikan tim transisi akan berdiskusi membedah visi-misi dan program strategis. Lalu merumuskan dan mentransformasikannya ke OPD nantinya,” terang politisi Partai NasDem ini.
“Misalnya revolusi pendidikan semua harus sekolah, leadernya Diknas. Tim ini yang menentukan, kapasitasnya seperti apa, kepala dinas, kriteria bidangnya seperti apa, setelah pelantikan tim mengevaluasi semua SKPD, tuntutan dan proses lelangnya,” lanjut Danny Pomanto menerangkan.
Tidak sampai di situ saja, setelah pelantikan Danny-Fatma, Tim Transisi ini akan berubah nama menjadi Tim Holding Pentahelix.
Nantinya, mereka bertugas melakukan pendampingan semua program strategis.
“Setiap program nantinya, tim pentahelix akan bermitra dengan kampus-kampus di Makassar sesuai bidang kepakaran masing-masing. Misalnya di bidang pendidikan, melibatkan pakar dari Universitas Negeri Makassar. Atau di bidang kesehatan melibatkan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,” ujar Danny Pomanto.
Danny Pomanto pun menambahkan, dia akan melakukan penyesuaian dengan para OPD di jajaran Pemkot Makassar saat mulai menjabat nantinya. Dengan meminta pertimbangan dari Tim Transisi.
“Visi misi saya percepatan pemerintahan yang smart, sombere, dan bersih dari indikasi korupsi. Kalau ada yang merasa kotor dan mau lari, silakan daripada kena sapu. Semuanya berdasarkan obyektifitas, berlatar belakang kemampuan dan pengalaman,” pungkasnya menutup. (*)