MAKASSAR – Rektor Universitas Islam Makassar (UIM), DR Ir Hj A Majdah M Zain MSi membuka kegiatan Semaan Quran di Auditorium KH Muhyiddin Zain, Selasa (26/01/2021).
Semaan quran itu, diketahui merupakan rangkaian Awal Haul ke 42 tokoh Nahdatul Ulama (NU) Sulsel pendiri UIM AGKH Muhyiddin Zain.
Puncak Haul akan dilaksanakan pada 31 Januari mendatang, pada Hari Lahir (Harla) NU.
Baca Juga :
“Saya pribadi dan mewakili keluarga berterima kasih atas perhatian dan partisipasi semua pihak dalam kegiatan mendoakan ayahanda kami. Semoga menjadi kebaikan bagi semua khususnya allahuyarham,” ujar Majdah.
Hadir pada kegiatan ini, Ketua Yayasan Al Gazali UIM pada masanya, Prof DR Iskandar Idy. Juga jajaran pimpinan UIM dan diramaikan santri ponpes.
Siapa AGKH Muhyiddin Zain?
Mengutip sebuah artikel yang ditulis HM Hamdar Arraiyyah, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan. AGKH Muhyiddin Zain merupakan seorang tokoh yang hidup pada abad 20.
Dia dulunya banyak berjasa dalam mengembangkan pendidikan tinggi Islam di Sulawesi Selatan. Yang juga ayah dari Rektor UIM.
Menurut Kabag Humas dan Kerjasama UIM, dr Wachyudi Muchsin SH, peran AGKH Muhyiddin Zain relatif belum banyak dikenal. Sebab belakangan kurangnya dipublikasikan.
Padahal kata dia, perjuangan dari tokoh generasi kedua NU di Sulsel itu, menjadi orang pertama yang meraih gelar sarjana di perguruan tinggi agama di Sulsel. Dia juga mendirikan dan memimpin lembaga pendidikan tinggi Islam, di antaranya UIM dan Rektor kedua IAIN (UIN) Alauddin Makassar.
AGKH Muhyiddin juga adalah salah tokoh Islam di Sulsel yang perlu dikenal sepak terjangnya oleh masyarakat luas. Banyak aspek dalam hidupnya yang menunjukkan dirinya sebagai seorang tokoh. Di antaranya sebagai akademisi, pimpinan perguruan tinggi Islam, pemimpin organisasi keagamaan, dan mubalig.
Kedudukannya sebagai keturunan bangsawan Bugis asal Soppeng yang memilih jalur pengabdian di bidang pendidikan dan keagamaan memberi nilai tersendiri.
Menurut sang istri Hj Andi Ukdah, suaminya sering disapa dengan sebutan ustaz oleh warga masyarakat. AGKH Muhyiddin adalah anak kelima dari delapan bersaudara. Ketujuh saudaranya secara berurut dari yang paling tua adalah Andi bibah, Andi Salehah, Andi Sitti, Andi Amin, (AGKH Muhyiddin Zain), HM Jafar Zain, Andi Soia, dan Hj Andi Madiana.
Banyak orang tidak mengetahui jika AGKH Muhyiddin adalah keturunan bangsawan, sebab ia tidak mencantumkan gelar itu di depan namanya. Orang-orang di kampus menyebutnya dengan Pak Muhyiddin.
Sebagian warga menyapanya dengan sebutan ustaz. Meskipun demikian, putra putrinya menyandang gelar kebangsawanan tersebut di depan nama mereka.
Putra putri AGKH Muhyiddin erdiri dari Andi Mukramin SE, Andi Maria, Andi Najmah SE, Andi Abdul Baqi SE dan bungsu A Majdah M Zain.
Ayahnya bernama H Andi Zainuddin, dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan keluarga dekatnya disapa dengan Petta Imang). Sedangkan ibunya bernama Hj. Andi Wakhah. Keduanya menikah sekitar tahun 1900-an di Soppeng.
Zainuddin pernah menjabat sebagai imam di masjid Darussalam, yang ketika itu bersatus sebagai Masjid Raya Watan Soppeng. (*)
Komentar