MAKASSAR – Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia (KTI), Hidayat Nahwi Rasul menekankan pentingnya literasi digital. Pasalnya, di dunia internet, terdapat peluang ekonomi digital. Disisi lain, ancaman pornografi terbuka lebar. Tanpa literasi digital, anak muda rentan terpapar informasi sampah, hoax, dan pornografi.
“Sekitar 60 persen netizen adalah anak-anak muda. Kalau anak muda kita asyik pada pornografi, maka mereka kehilangan momentum,” katanya saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Kepeloporan Pemuda Rawan Sosial di Hotel Ramedo, Jalan Landak Baru, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, (25/8/2017).
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan menyelenggarakan Pelatihan Kepeloporan Pemuda Rawan Sosial sejak Kamis, (24/8/2017) hingga Sabtu, (26/8/2017). Hidayat memaparkan, kawula muda hendaknya memanfaatkan kecepatan akses internet untuk hal-hal yang positif dan produktif, daripada menggunakan gadget untuk sebarkan hoax, lebih baik produktif dengan membuka bisnis online.
“Anak muda supaya mengambil peluang dengan menciptakan kreasi dan inovasi baru. Peluang ekonomi kreatif dibidang IT terbuka lebar,” tutur anggota White List Nusantara Kemkominfo ini.
Saat ini, kata Hidayat, 137 juta orang telah tersambung dengan internet. Pada 2020, pangsa pasar e-commerce sebesar 130 milyar dolar. Ini adalah peluang besar.
Di era internet, persaingan antar bangsa sangat kuat. Kalau kita tidak bergerak secara positif, kata Hidayat, maka negara lain akan memimpin kendali. Sebab di dunia internet tidak ada batas. Ini yang perlu diingatkan kepada generasi muda. (*)
Ketua Forum Telematika KTI Hidayat Nahwi Rasul (kanan) menjadi narasumber dalam pelatihan kepeloporan pemuda rawan sosial di Hotel Ramedo, Jalan Landak Baru, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (24/8/2017). Pihaknya mengajak kawula muda memanfaatkan akses internet dengan bergerak di sektor bisnis e-commerce. (*)